Kamis, 15 Oktober 2020

JANGAN MENJADI ORANG MUNAFIK (BAGIAN-2)





KAMIS, 15 OKTOBER 2020
 
EFESUS 1:1-10 
 
Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapanNya. Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anakNya, sesuai dengan kerelaan kehendakNya 
 
MAZMUR 97:1-6 
 
Nyanyikanlah nyanyian baru bagi Tuhan, sebab Ia telah melakukan perbuatan-perbuatan yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan kepadaNya oleh tangan kananNya, oleh lenganNya yang kudus. 
 
Tuhan telah memperkenalkan keselamatan yang dari padaNya, telah menyatakan keadilanNya di depan mata bangsa-bangsa. 
 
LUKAS 11:47-54 
 
Orang Farisi dan ahli Taurat berusaha menangkap Yesus karena Yesus dengan keras mengecam mereka orang munafik. 
 
RENUNGAN 
 
Injil Lukas hari ini memuat bagian akhir dari satu perikop tentang orang farisi dan ahli taurat yang dikecam oleh Yesus.
kali ini mengenai :
* mereka membangun makam nabi
  tetapi nenek moyang mereka justru
  yang membunuh nabi-nabi
* mereka menghalangi orang lain
  mengenal kunci pengetahuan
  padahal sendiri tidak melakukannya
Apa yang dilakukan orang farisi dan ahli taurat, kalo di jaman sekarang ini banyak yang mengatas-namakan kebenaran menurut mereka dan memakai cara kekerasan untuk membenarkan perbuatan mereka. 
 
Bagaimana dengan kita?
Apakah dalam keseharian hidup kita, juga melakukan pembenaran diri menurut sudut pandang kita sendiri tanpa peduli sudut pandang Allah? 
 
Mari kita menyelidiki diri sendiri, caranya mencocokkan prinsip hidup kita dengan kebenaran firman Tuhan yang tertulis di Alkitab. 
 
Tentu saja pemahaman kebenaran firman Tuhan berdasarkan Magisterium, sesuai ajaran Katolik. 
 
Sebagai umat Katolik, paling tidak kita belajar sendiri membaca Alkitab seraya memohon hikmat Allah agar memahami maknanya, lalu kita juga mempelajari menurut ajaran gereja Katolik. 
 
Orang farisi/ahli taurat mengetahui ajaran kitab taurat/perjanjian lama (saat itu belum ada perjanjian baru) namun tidak melakukannya tetapi mereka menetapkan peraturan wajib dilakukan masyarakat Yahudi dan menetapkan sanksi hukuman bagi yang melanggar, bahkan dibunuh jika tetap bertentangan dengan mereka. 
 
Bukankah artinya sama jika kita juga menggunakan model orang farisi dan ahli taurat, misalnya: 
seorang ayah menetapkan aturan disiplin kepada anaknya namun dia sendiri tidak disiplin. 
 
Jangan sampai kegiatan di gereja, dan di pelayanan rohani, terkena "virus" orang farisi dan ahli taurat. 
 
Menjadi contoh teladan bagi oranglain itu tidak mudah, dan kita pasti tahu, tidak ada jalan lain kecuali teposaliro tenggang rasa dan ego kita dikendalikan, syukur kalau bisa sampai pada pengosongan diri seperti Yesus. 
 
Hendaknya setiap peristiwa terjadi dalam hidup kita, seharusnya kita bertanya : jika Yesus mengalami peristiwa tersebut, apa yang Yesus perbuat? 
 
Dengan demikian keputusan yang kita lakukan, sesuai dengan keputusan yang Yesus lakukan. 
 
Persoalannya adalah sejauh mana hubungan kita dengan Tuhan supaya dapat mengenal suara Tuhan, atau kehendak Tuhan??? 
 
Jadi yang terpenting sebenarnya ada pada kedalaman hubungan intim kita dengan Tuhan yang mempengaruhi sikap dan perbuatan kita karena mengetahui kehendak Tuhan. 
 
Kolose 2:6-7 
Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia. Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu ... 
 
Roma 12:2 
Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna. 
 
Semoga kita mawas diri sepanjang hari ini agar kelakuan dan perbuatan kita, tidak tertular oleh sikap orang farisi dan ahli taurat. 
 
 
Salam Kasih, 
Surya Darma 
renunganpdkk.blogspot.co.id 
https://renunganhariankatolik.video.blog 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com