Rabu, 20 Januari 2016

PERATURAN SABAT VS PERBUATAN KASIH (2)


 







Rabu, 20 Januari 2016 

KataNya kepada mereka: 
"manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?" 
tetapi mereka itu diam saja. 
                                                      (Markus 3:4) 

Orang-orang Farisi terus memantau apa saja yang dilakukan Yesus termasuk di rumah Ibadat sebab mereka ingin menangkap Yesus dengan mencari-cari kesalahan dan pelanggaran Yesus atas peraturan Sabat ataupun hukum taurat. 

Yesus sangat cerdik mengelak ketika orang-orang farisi menegur bahwa pada hari Sabat tidak boleh menyembuhkan orang dan memang saat itu ada seorang yang mati sebelah tanggannya. 

Markus 3:1-2 
Yesus masuk lagi ke rumah ibadat. 
Di situ ada seorang yang mati sebelah tangannya. Mereka mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan orang itu pada hari Sabat, supaya mereka dapat mempersalahkan Dia. 

Yesus mengajukan dua pertanyaan : 
1) berbuat baik atau berbuat jahat ? 
2) menyelamatkan nyawa orang atau 
     membunuh orang? 
pada hari sabat dan mereka terdiam sebab serba salah menjawabnya. 

Jika mereka jawab atas : 
Pertanyaan Pertama, 
tidak boleh menolong orang yang mati atau lumpuh sebelah tangannya dan membiarkan orang tersebut dalam keadaan sakit padahal mampu untuk menolongnya, berarti berbuat jahat. 

Pertanyaan Kedua 
tidak boleh menyembuhkan orang sakit bisa mengakibatkan orang sakit tersebut makin parah sakitnya dan bisa mati, artinya sama saja membunuh orang itu padahal bisa disembuhkan. 

Luar biasa, jawaban Yesus membuat orang-orang farisi mati-kutu alias tak berdaya dan tidak bisa menjebak Yesus melakukan kesalahan di hari sabat. 

Hal yang dilakukan orang-orang farisi yang terdiri dari ahli taurat, imam, dan panatua di kalangan hirarki keagamaan Yahudi dapat terjadi pada orang beriman di jaman sekarang ini. 

Kita umat Katolik seharusnya tidak hanya rajin ke gereja setiap minggu atau aktif dalam kegiatan di gereja saja tetapi hendaknya menolong orang lain diluar lingkup keluarga sendiri. 

Bukankah para imam dan ahli taurat juga rajin beribadah di rumah ibadat dan rajin berdoa, bahkan Yesus memuji ajaran mereka kecuali perbuatan mereka. 

Matius 23:3 
Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya. 

Orang-orang farisi sangat disayangkan perbuatannya tidak sesuai dengan yang diajarkannya. 

Bagaimana dengan kita? 

Problem orang beriman sekarang ini adalah kesibukan masing-masing dan berpandangan bahwa yang penting urusin keluarga sedangkan menolong orang lain itu prioritas ke sekian dan dianggap tidak penting. 

Memang menurut Alkitab, keadaan orang di akhir jaman itu mementingkan urusan diri sendiri bahkan lebih dari itu yaitu menuruti hawa nafsu duniawi. 
(baca 2 Timotius 3:1-5 ). 

Boleh dikatakan sebagian orang tidak peduli dengan gereja dan kegiatan di Paroki ataupun di lingkungan. 

Jikalau orang-orang farisi terlalu kaku menerapkan peraturan sabat sedangkan sebagian umat beriman justru di hari minggu masih sibuk mengurusi bisnis atau melakukan aktivitas lainnya dan tidak pergi ke gereja mengikuti misa. 

Apa yang dilakukan orang-orang farisi mendukakan Yesus karena mereka tidak mau berubah sikap dan pandangannya. 
Mereka bersikukuh pada pemikiran dan ajarannya sendiri dan mereka berbuat menurut kehendak sendiri dan tidak mau bersandar pada kebenaran Allah. 

Markus 3:5a 
Yesus berdukacita karena kedegilan mereka dan dengan marah Ia memandang sekelilingNya kepada mereka ...

Kedegilan adalah sikap bandel yang tak mau berubah meskipun tahu dirinya bersalah tetapi tetap tak mau mengakui pendapat dan cara orang lain lebih baik daripada pendapat dan caranya sendiri. 

Orang degil macam begini sulit sekali dinasehati sebab ia merasa dirinya benar dan hebat sehingga ia tidak memerlukan nasehat orang lain. 

Seringkali cara yang dilakukannya tidak lumrah dan menimbulkan kekacauan bagi orang-orang yang berhubungan dengan dirinya. 

Orang degil ini membuat orang lain tidak suka kepadanya dan setiap kali ia hadir menjadi trouble maker atau pembuat kegaduhan sebab tingkah lakunya menyebalkan sehingga orang lain berusaha menghindar dari orang degil. 

Istilahnya orang degil ini sikapnya auban dan tengik melihatnya.... 
sama halnya golongan farisi seringkali perilakunya membuat orang lain kagak suka berinteraksi dengannya. 

Yesus saja tidak tahan melihat perilaku orang-orang farisi sehingga Ia marah dan berdukacita karenanya. 
Yesus tidak pernah marah kecuali kepada orang-orang farisi. 

Hendaknya sikap kita mau terbuka dan mau menerima masukan dan nasehat orang lain terutama mengenai hal-hal kerohanian supaya iman bertumbuh dan menjadi dewasa rohani. 

Banyak orang sudah puluhan tahun di baptis namun tidak pernah berubah sikap dan perbuatannya. 

Pergi ke gereja dari tahun ke tahun begitu saja hanya saat Natal-Paskah dan anehnya sudah dinasehati, tetap saja tidak mau berubah dan ia tak pernah merasa bersalah dan tidak merasa berdosa! 

Sikap lainnya adalah tidak mau membaca Alkitab dan mempertahankan pendapatnya bahwa yang penting ke gereja setiap minggu dan berdevosi kepada Bunda Maria daripada rajin baca Alkitab seperti umat Kristen non Katolik dan belum tentu hidupnya benar? 

wow... alasan klasik ini paling sering menjadi "serangan balik" untuk menutupi ke-engganan membaca Alkitab karena menganggap tidak penting baginya. 

atau ada lagi sikap dengan berdalih dan berkata : "ga perlu fanatiklah, kita ini masih injak bumi, jadi ga perlulah sok suci ...dsbnya" 

Kasihan sekali jika orang beriman masih berpandangan seperti itu, seakan-akan hidup kerohanian itu tidak perlu dan pembicaraan hal-hal keduniawian adalah lebih penting dan berguna dalam hidup di dunia ini. 

REFLEKSI DIRI 

Apakah aku mau menolong orang lain dan tidak hanya memikirkan diri sendiri selain aku rajin berdoa, setiap minggu ke gereja dan setiap hari merenungkan firman Tuhan? 


Salam Kasih, 
Surya Darma 

============= ☆☆☆ =============

Kalender Liturgi Katolik 
Fabianus, Sebastianus 
Warna Liturgi : Hijau 

1 Samuel 17:32-33,37,40-51 
Mazmur 144:2,9-10 
Markus 3:1-6 
BcO : Kejadian 14:1-24 

============= ☆☆☆ =============

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com