Kamis, 28 Januari 2016

TERANG VS GELAP








Kamis, 28 Januari 2016 

Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan tersingkap. 
                                                      (Markus 4:22) 

Yesus memakai perumpamaan untuk menjelaskan pengajaranNya agar masyarakat Yahudi mengerti dengan menyesuaikan situasi kondisi saat itu dan kali ini Yesus menggunakan gantang dan pelita. 

Gantang adalah sejenis alat ukur untuk benda kering dan ukurannya besar sebab 1 gantang = 35,2 liter. 

Pelita tempatnya diatas kaki dian yang biasanya cukup tinggi supaya dapat menerangi seluruh ruangan. 

Pelita itu memancarkan sinar/cahaya terang sebab Terang atau cahaya terang itu mutlak dibutuhkan manusia seperti halnya air dan udara; bayangkan bila bumi ini sepanjang hari tidak ada terang maka kegelapan menguasinya. 

Dengan menggunakan gantang dan pelita maka Yesus hendak menjelaskan bahwa segala sesuatu tidak ada yang tidak dapat dilihat oleh Tuhan dan hal yang tersembunyi akan disingkapkan atau dinyatakan oleh Tuhan. 

Markus 4:21-22 
Yesus berkata kepada mereka: "Orang membawa pelita bukan supaya ditempatkan di bawah gantang atau di bawah tempat tidur, melainkan supaya ditaruh di atas kaki dian. Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan tersingkap. 

Sangat simple dan mudah dipahami perkataan Yesus ini namun anehnya orang cenderung belagak/pura-pura tidak mengerti dan tetap melakukan perbuatan dosa dan menyembunyikan dosa di hadapan Tuhan. 

Lho mosok iya begitu? 
kagak percaya nih, ayo coba intropeksi diri kita masing-masing. 

Biasanya, suatu perbuatan dosa yang belum atau tidak mau diakui, berusaha ditutupi atau disangkal dengan berbuat dosa berikutnya dan semakin lama kian bertambah perbuatan dosa lainnya untuk menutupi perbuat dosa pertama kalinya. 

Bahkan setelah terbukti perbuatan dosa pertama dan dosa berikutnya, orang itu mencari alasan lain dengan menyalahkan orang lain atau bisa salahkan hal apa saja berdalih untuk menerangkan mengapa ia sampai berbuat dosa. 

Padahal ia sadar dan mengerti bahwa Tuhan itu Maha Tahu dan gak bakal bisa dibohongi atau ditutupi dengan sejuta alasan untuk mengelak mengakui bahwa perbuatan dosa itu sesungguhnya adalah akibat dirinya menuruti keinginan kedagingannya atau  hawa nafsunya akan hal-hal keduniawian yang ditawarkan dunia kepada dirinya. 

Kita tidak bisa melarikan diri dari godaan yang ditawarkan dunia tetapi kita bisa menolak godaan tersebut dengan tegas dan tanpa ragu sedikitpun. 

Sudah banyak orang mencoba menjadi seperti seorang pertapa menyendiri di hutan, gunung, atau dimana saja termasuk di biara sekalipun namun jika dirinya tidak tegas dan mengatakan : "tidak" atau "say no" terhadap godaan hawa nafsu duniawi maka tidak ada artinya menyepi menyembunyikan diri dari keramaian dunia. 

Godaan itu menyerang pikiran dan keinginan di dalam diri kita bahkan seringkali dibingkai oleh hal kerohanian sehingga seolah-olah bukan godaan dan sewaktu-waktu metamorposa menjadi tergoda oleh kenikmatan duniawi. 

Itu sebabnya perumpamaan ini mengatakan tidak lumrah pelita ditaruh dibawah gantang atau dibawah tempat tidur; dengan kata lain adalah tidak mungkin menyembunyikan dosa di hadapan Tuhan sebab sama saja meremehkan dan menghina Tuhan. 

Dosa itu lambang kegelapan. 
Pelita itu lambang terang kehidupan yakni Firman Tuhan. 

Mazmur 119:105 
FirmanMu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku. 

Tidaklah mungkin kegelapan bersembunyi di dalam terang. 
sebaliknya terang tidak dapat bersembunyi di dalam kegelapan. 

Justru setitik cahaya terang saja dapat menyingkapkan kegelapan dan semakin pekat kegelapan maka setitik cahaya akan terang benderang menyinarinya. 

Perbuatan baik yang didasari kasih pasti nampak nyata membangkitkan semangat dan pengharapan orang yang hidupnya sedang dalam kegelapan. 

sebaliknya perbuatan tidak baik pasti menutupi mata hatinya dan hidupnya terbenam dalam kegelapan. 

Tempat hiburan malam(=dugem) dan sejenisnya mendekorasi tempatnya dalam keadaan gelap atau remang2 sebab memang demikian ciri khas dugem menservis pengunjung agar menikmati kesenangan duniawi yang tak jauh dari dosa. 

Suatu perbuatan dosa paling suka bila semakin gelap semakin bagus untuk menutupi dirinya padahal Tuhan pasti melihat perbuatan dosanya meskipun bisa mengelabui orang lain. 

Oleh sebab itu segeralah beralih ke terang bila seseorang berada dalam gelap sebab Terang Kristus menyinari segala kegelapan dalam dirimu. 

Mazmur 103:8,10-12
Tuhan adalah penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setia. Tidak dilakukanNya kepada kita setimpal dengan dosa kita, dan tidak dibalasNya kepada kita setimpal dengan kesalahan kita, tetapi setinggi langit di atas bumi, demikian besarnya kasih setiaNya atas orang-orang yang takut akan Dia; sejauh timur dari barat, demikian dijauhkanNya dari pada kita pelanggaran kita

Hal ke-2) Perumpamaan tentang ukuran

Yesus berkata lagi: "Camkanlah apa yang kamu dengar! Ukuran yang kamu pakai untuk mengukur akan diukurkan kepadamu, dan di samping itu akan ditambah lagi kepadamu. (Markus 4:24)

Maksudnya adalah : sebelum menilai orang lain dari sudut pandang kita maka seharusnya menilai diri sendiri terlebih dahulu; jangan-jangan diri kita lebih jelek daripada orang lain yang kita nilai tersebut. 

Hal senada dengan ayat berikut ini : 
Matius 7:3-4 
Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui? Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu. 

Paling gampang menilai orang lain dan tidak hanya menilai malah seringkali menghakimi orang lain daripada intropeksi diri yang biasanya mengklaim dirinya sudah bersih, sudah benar bahkan berani mengatakan paling benar dan sudab tidak berdosa lagi. 

Coba renungkan firman Tuhan berikut ini
1 Yohanes 1:8,10 
Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita. Jika kita berkata, bahwa kita tidak ada berbuat dosa, maka kita membuat Dia menjadi pendusta dan firmanNya tidak ada di dalam kita. 

Masih ingat ya bagaimana sikap orang farisi yang berdoa : 

Lukas 18:11-14 
Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepadaMu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini; aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku. Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini. Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.

Ada lagi cara seorang menilai orang lain bila tidak berdoa atau berbuat seperti yang ia lakukan maka ia akan berkata dan berdoa begini : 

"Ya Tuhan, aku mohon kiranya Engkau menggerakkan hati orang yang tidak mau berdoa dan didoakan karena kesombongan rohaninya ...bla,bla,...." 

mungkin maksudnya baik tetapi caranya tidak baik, apalagi menghakimi orang lain di dalam doanya; seperti doa farisi (Lukas 18:11-22). 

Menilai orang lain dibarengi menghakimi orang lain adalah tidak etis, tidak bijak, karena menyinggung bahkan bisa menyakiti hati orang lain, apalagi dihakimi melalui doa. 

bagaimana jika orang yang dinilai dan dihakimi tersebut menjadi marah atau sakit hati atau luka batin. 

Jangan sampai karena penilaian dan penghakiman kita menjadi batu sandungan bagi orang lain untuk mendekat kepada Yesus. 

Pertanyaannya : 
apakah Tuhan mendengar dan mengabulkan doanya? 
apakah pantas menghakimi orang lain melalui doa dan dinyatakan di depan orang banyak? 

Bila mau menasehati dan menegor orang lain hendaknya empat mata dan menggunakan kata-kata yang membangun orang tersebut; apalagi sudah menghakimi padahal belum tentu seperti yang ia yakini sudah menilai orang lain tersebut salah dan seandainya salah, bukan begitu caranya. 

Matius 18:15 
Apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah empat mata. 
Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali. 

Itu sebabnya Yesus mengingatkan bahwa : Ukuran yang kamu pakai untuk mengukur akan diukurkan kepadamu, dan di samping itu akan ditambah lagi kepadamu (Markus 4:24b). 

Bagaimana caranya supaya kita tidak menilai dan menghakimi orang lai  : 

Pertama 
Lebih baik tidak menilai orang lain dan dinyatakan di hadapan orang banyak. 

Kedua 
Meskipun orang lain berbuat salah dan berdosa maka lebih baik kita tidak menghakimi orang tersebut. 

Ketiga 
Bila hati kita digerakkan oleh Tuhan untuk menasehati dan menegor orang yang telah berbuat salah dan berdosa maka lakukan di depan mata saja yakni antara dii kita dan diri orang tersebut 

Keempat 
Berkata-katalah yang sopan, tidak kasar dan kendalikan emosi bila sedang menegor dan menasehati orang lain 

Kelima 
Jangan cepat mengambil kesimpulan bahwa orang lain bersalah atau berdosa apalagi sampai menghakimi sebab penghakiman adalah Hak Tuhan dan kita hanya boleh menegor dan menasehati jikalau Tuhan suruh kita. 

Keenam 
Intropeksi diri terlebih dahulu sebelum menilai orang lain sebab belum tentu diri kita lebih baik daripada orang yang kita nilai tersebut. 

Ketujuh 
Maksud dan tujuan baik seharusnya dibarengi dengan cara penyampaian yang baik pula. 


REFLEKSI DIRI 

Apakah hidupku berada dalam keadaan terang benderang selaras dengan Terang Firman Tuhan? 

Apakah aku menjaga hati dan pikiranku agar tidak menilai dan menghakimi orang lain? 


Salam Kasih, 
Surya Darma 

============= ☆☆☆ =============

Kalender Liturgi Katolik 
PW Tomas Aquino 
Warna Liturgi : Putih 

2 Samuel 11:1-10,13-17 
Mazmur 51:3-7,10-11 
Markus 4:21-25 
BcO : Kejadian 24:1-27 

============= ☆☆☆ =============

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com