Minggu, 22 Desember 2019

KABAR SUKACITA (BAGIAN-3)


Sabtu, 21 Desember 2019

KIDUNG 2:8-14 
MAZMUR 33:2-3,11-12,20-21
LUKAS 1:39-45 

Lukas 1:44 
Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan. 

Maria mengunjungi Elisabet, saudaranya untuk berbagi kabar sukacita dan ternyata mendatangkan sukacita bagi anak yang dikandung Elisabet. 

Darisini kita ketahui bahwa kabar sukacita yang kita bawa dan kita bagikan mendatangkan sukacita bagi orang lain. 

Kabar sukacita dari Allah berupa Firman Allah yang kita wartakan dan bagikan lewat perbuatan kasih sangat bermanfaat memberkati banyak orang. 

Di masa Adven ini, kita terima dengan gembira dan sukacita di dalam hidup kita kemudian kita bagikan kabar sukacita tentang Yesus Kristus lewat pewartaan dan perbuatan kasih kepada orang lain. 

Kabar sukacita tentang lahirnya Yesus sebagai manusia meski sesungguhnya IA adalah Allah untuk menyelamatkan kita manusia akibat dosa. 

Kabar sukacita akan kelahiran Yesus ini hendaknya kita intropeksi diri; apakah sudah menyiapkan diri menjelang kelahiran Yesus 2000 tahun lalu dan sekarang dimaknai sebagai kedatangan Yesus kedua-kalinya di dunia ini. 

Selain itu kita juga hendaknya bertindak seperti Maria, yang telah menerima kasih karunia Allah namun Maria mau bagikan kepada saudaranya, Elisabet. 

Kita yang telah menerima kasih karunia Allah hendaknya juga membagikan pada orang lain supaya merekapun mengalami kasih karunia Allah di dalam hidupnya. 

Berbagi disini, bukan hanya berupa uang, harta duniawi tetapi bagikan sukacita Ilahi dengan cara mengasihi sesama. 

Masih banyak orang yang tidak tahu ada kabar sukcita Ilahi tentang Yesus Kristus dan juga masih banyak umat kristiani yang saat ini hidupnya menjauh dari Allah karena tersesat oleh tawaran dunia yang memabokan dirinya. 

Berapa banyak umat kristiani yang tidak lagi berkumpul bersama di gereja dan di dalam persekutuan rohani karena fokus pada pengejaran harta dan kesenangan duniawi yang dikiranya dapat menjamin keselamatan dirinya. 

Orang-orang seperti ini keyakinan iman tentang kekekalan hidup di Sprga telah sirna dan tidak percaya lagi sebab yang mereka percaya sekarang ini adalah keselamatan di dunia ini saja. 

Tindakan Maria mengunjungi Elisabet mencerminkan kepedulian pada sesama yang hendaknya kitapun berbuat serupa agar kita juga peduli kepada sesama. 

Mulailah bagikan kabar sukacita Ilahi, kemudian dilanjutkan dengan berbuat kasih kepada sesama. 

Namun sebelumnya hendaklah berbenah diri sendiri terlebih dahulu; apakah sudah hidup dalam sukacita Ilahi sebelum kita bagikan kepada orang lain? 

Kita memberi kepada orang lain dari apa yang ada pada kita, bukan hanya uang tetapi dalam hal sukacita Ilahi juga. 

2 Korintus 8:12 
Sebab jika kamu rela untuk memberi, maka pemberianmu akan diterima, kalau pemberianmu itu berdasarkan apa yang ada padamu, bukan berdasarkan apa yang tidak ada padamu. 

Sukacita Ilahi=Firman Allah=Kasih Allah 

Bagaimana kita bisa membawa kabar sukacita Ilahi bila kita belum menerima kabar sukacita Ilahi, demikian juga bagaimana kita membagikan sukacita Ilahi bila kita belum mengalaminya. 

Marilah kita sambut kelahiran Yesus yang sebentar lagi kita rayakan sebagai kabar sukacita Ilahi di dalam diri kita masing2. 


Salam Kasih, 
Surya Darma 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com