Selasa, 03 Juli 2018

BELAJAR DARI PENGALAMAN IMAN ST TOMAS










Selasa, 3 Juli 2018 

EFESUS 2:19-22 
MAZMUR 117:1-2
YOHANES 20:24-29 
Yohanes 20:27 
Kemudian Ia berkata kepada Tomas: "Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tanganKu, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambungKu dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah." 

Gereja Katolik menetapkan hari ini hari pesta St Tomas dan bacaan Injil diambil dari Injil Yohanes tentang Yesus yang menampakkan diri kepada Tomas dimana Tomas tidak percaya Yesus bangkit. 

Memang tidak mudah mempercayai sesuatu diluar nalar atau logika manusia untuk mempercayainya. 

Kita dapat bayangkan bagaimana reaksi Tomas tatkala mendengar cerita dari teman-temannya mengatakan bahwa Yesus yang disalib itu menampakkan diri bahkan berbicara kepada mereka. 

Yohanes 20:25
kata murid-murid yang lain itu kepadanya: "kami telah melihat Tuhan!"
tetapi Tomas berkata kepada mereka: "sebelum aku melihat bekas paku
pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas
paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali
aku tidak akan percaya."
 

Kita terbiasa menggunakan logika dan akal budi untuk menilai sesuatu peristiwa yang spektakuler dan cenderung tidak percaya, meskipun kita melihat langsung dengan mata jasmani. 

Melihat orang didoakan dengan penumpangan tangan, lalu terjatuh maka
logika kita berpikir : apa iya disebabkan Roh Kudus yang mengurapi orang itu, apalagi jika sampai seperti orang kesurupan, eiiittt nanti dulu untuk percaya, apa yang dilihat. 

Kita manusia cenderung melihat apa yang terlihat di depan mata sebelum percaya meski terkadang belum tentu percaya apa yang kita lihat. 

Dalam Perjanjian Nabi Samuel sedang memilih anak Isai, yaitu saudara-saudara Daud yang lebih besar dan kekar daripada Daud, untuk diurapi sebagai raja Israel sesuai perintah Tuhan kepadanya. 

1 Samuel 16:7 
berfirmanlah Tuhan kepada Samuel : "janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. 
bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah, 
manusia melihat apa yang di depan mata tetapi Allah melihat hati." 

Terlepas dari ketidak-percayaan Tomas bahwa Yesus telah bangkit; yang mau kita renungkan adalah sisi kemanusiaan kita yang 
mengandalkan kemampuan inteletual yang seringkali menghalangi 
laju pertumbuhan iman kita. 
Pada umumnya seseorang baru percaya bila alami sendiri, 
bukan mendengar atau meli
hat orang lain mengalami mukjizat Tuhan maka ia baru percaya. 

Ada sebagian yang mau bersaksi untuk menceritakan pengalaman rohani yang dialaminya kepada banyak orang. 

Seperti Tomas, setelah ia berjumpa dengan Yesus,  barulah ia percaya 
bahwa Yesus telah bangkit dan percaya Yesus adalah Tuhan. 

Yohanes 20:28
Tomas menjawab Dia: "Ya Tuhanku dan Allahku!" 

Tidak heran bila Yesus berkata seperti ini, 
Yohanes 20:29
kata Yesus kepadanya: "karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya." 

Orang yang telah mengalami perjumpaan dengan Yesus akan alami 
perubahan di dalam dirinya, imannya bertumbuh, dan keyakinannya bertambah serta h

atinya bergelora ingin selalu masuk dalam persekutuan dengan Tuhan. 
itu sebabnya mengapa kita mengajak orang lain supaya mau bangun 
relasi dengan Tuhan supaya mereka mengalami sukacita Ilahi. 

Mulut sudah berbusa-busa mewartakan kebenaran Tuhan tetapi jika ia 
menutup hatinya maka firman yang disampaikan tidak membekas di dalam hatinya. 


Hanya melalui perjumpaan dengan 
Tuhan yang akan mengubah keyakinan iman percaya seseorang. 

Biasanya laki2/pria lebih sulit menerima sesuatu diluar logikanya yang diagungkan sebagai prinsip hidupnya. 

Seringkali Tuhan menyentuh pria lewat peristiwa yang berkaitan dengan d
irinya; paling sering lewat peristiwa, misalnya: kebangkrutan usahanya, karirnya jatuh, atau p
enyakit kronis yang dideritanya. 

Menumbuhkan iman itu sulit terjadi bila hanya mengandalkan intelektual sebagai satu-satunya hal untuk mempercayai sesuatu sebab kemampuan otak kita itu terbatas untuk dapat menganalisa suatu peristiwa dalam hidup ini; terlebih dalam hal-hal rohani. 

Iman kita butuh asupan makanan rohani dan jangan biarkan iman itu n
elangsa dan kelaparan sehingga akibatnya menghambat pertumbuhan iman. 

Itu sebabnya Yesus mengatakan : 
Yohanes 20:29 
Kata Yesus kepadanya: "Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya." 

Suatu pelajaran berharga buat kita bahwa lebih baik kita mau menerima segala hal rohani terlebih dahulu, lalu kita berdoa memohon Tuhan untuk menyingkapkan kebenaran dari hal-hal rohani yang kita terima sebelumnya. 

Dengan demikian, iman kita menerima asupan makanan rohani (=Firman Tuhan) yang telah difilter/disaring oleh Tuhan. 

1 Korintus 2:10 
Karena kepada kita Allah telah menyatakannya oleh Roh, sebab Roh menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah. 

Oleh sebab itu, berbahagialah orang percaya sebelum melihat atau sebelum terjadi, apa yang dilihat, atau apa yang didengar olehnya tentang segala sesuatu berkaitan dengan rohani, terlebih kepada Firman Tuhan. 

Lebih baik percaya segala Firman Tuhan yang kita lihat, kita dengar dari orang lain daripada percaya belakangan namun sudah terlambat seperti kisah orang kaya dan Lazarus (baca Lukas 16:19-31). 

Semoga kita belajar dari pengalaman iman Tomas yang semula tidak percaya apa yang ia dengar dari temannya tentang Yesus bangkit tetapi setelah Yesus menampakkan diri maka ia baru percaya. 

Sikap kehati-hatian memang perlu namun jangan terlalu kaku sebab ada solusinya untuk menyaring kebenaran Firman Tuhan melalui doa memohon hikmat Tuhan agar kita bisa membedakan mana yang dari Tuhan dan mana yang bukan dari Tuhan. 

Segala sesuatu butuh proses agar kita dimampukan mengenal kebenaran sejati berasal dari Tuhan. 

Kita hendaknya mau melangkah pada langkah pertama, sebelum melangkah pada langkah kedua dan berikutnya. 

Setelah kita melangkah yang kedua maka kita baru tahu; apakah langkah pertama kita itu benar atau melenceng/tidak tepat dan begitu selanjutnya pada langkah ketiga, keempat, dan langkah berikutnya. 

Kita mesti mulai membaca, mendengar Firman Tuhan terlebih dahulu sebagai langkah pertama dan kemudian kita baru melangkah yang kedua yakni mencari dan menemukan makna dari Firman Tuhan yang telah kita baca atau kita dengar. 

Langkah ketiga, kita berupaya melakukan makna Firman Tuhan yang kita dapatkan dan mempraktekkan di dalam kehidupan kita sehari-hari menjadi pelaku Firman. 

Begitu seterusnya, kita melangkah maju satu demi satu langkah ke depan. 
Terkadang memang kita salah melangkah tetapi segeralah kita kembali ke arah langkah yang benar sehingga langkah2 kita pada akhirnya sampai pada tujuan utama kita melangkah dalam hidup ini, yaitu kita sampai pada kehidupan kekal. 


Salam Kasih, 
Surya Darma 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com