Sabtu, 07 Juli 2018

SIKAP HIDUP MENUJU KESELAMATAN









Sabtu, 7 Juli 2018 

AMOS 9:11-15 
MAZMUR 85:9,11-14 
MATIUS 9:14-17

Mazmur 85:9 
Sesungguhnya keselamatan dari padaNya dekat pada orang-orang yang takut akan Dia sehingga kemuliaan diam di negeri kita

Allah mengingatkan bangsa Israel akan janji keselamatan supaya mereka percaya kepada Allah dan mempersiapkan diri menyambut Anugerah keselamatan. 

Keadaan bangsa Israel saat itu sedang terpuruk menderita akibat dijajah bangsa lain dan Allah berjanji akan memulihkan serta menyelamatkan bangsa Israel. 

Amos 9:11 
Pada hari itu Aku akan mendirikan kembali pondok Daud yang telah roboh; Aku akan menutup pecahan dindingnya, dan akan mendirikan kembali reruntuhannya; Aku akan membangunnya kembali seperti di zaman dahulu kala. 

Bangsa Israel mengalami puncak kejayaan saat raja Daud memerintah dan Allah berkenan kepada Daud karena sikap Daud tunduk kepada Allah sampai akhir hayatnya (kecuali saat Daud berzinah dengan Batsyeba). 

Kisah 13:22b 
Tentang Daud Allah telah menyatakan: 
Aku telah mendapat Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hatiKu dan yang melakukan segala kehendakKu. 

Selanjutnya bangsa Israel mengalami kemunduran dan kehancuran karena sikap hidup mereka tidak lagi tunduk kepada Allah; bahkan mengkhianati Allah dengan menyembah dewa dan ilah lain. 

Kita bisa memetik pelajaran berharga dari pengalaman sikap hidup bangsa Israel ini supaya kita waspada dan mawas diri menjaga sikap hidup kita kepada Allah. 

Kita mesti tunduk dan setia kepada Allah sumber keselamatan hidup kita sampai alhir hayat kita. 

Jangan seperti raja Salomo, semula ia tunduk kepada Allah tetapi di hari tuanya ia tidak setia pada Allah dimana Salomo menyembah dewa dan ilah lain sehingga akibatnya bangsa Israel menjadi hancur dijajah bangsa lain. 

Demikian pula hendaknya kita berhati-hati menjaga sikap hidup kita tetap setia pada Allah agar kita diselamatkan Allah dan menerima hidup kekal di Surga, yang dijanjikan Allah kepada kita. 

Yohanes 3:16 
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal

Pertanyaannya adalah : 
Sikap hidup menuju keselamatan yang bagaimana yang berkenan bagi Allah? 

Tentu saja kita mesti lakukan kehendak dan perintah Allah dengan setia dan segenap hati kita. 

Namun sayangnya, masih banyak orang yang tahu akan kebenaran ini tetapi entah kenapa masih saja sikap hidupnya tidak tunduk kepada Allah dan memilih untuk tunduk kepada keinginannya sendiri yakni keinginan memuaskan hawa nafsu dan cilakanya malah tunduk kepada Iblis yang memenuhi keinginan dagingnya. 

Yesus mengingatkan bahwa kita harus meninggalkan sikap hidup lama dengan sikap hidup baru melalui perumpamaan: 

Matius 9:16 
Tidak seorangpun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang tua, karena jika demikian kain penambal itu akan mencabik baju itu, lalu makin besarlah koyaknya. 

Kain yang belum susut akan menyusut terkena air dan bila digunakan untuk menambal baju yang tua akan menambah besar sobekan pada baju tua tersebut. 

Matius 9:17 
Begitu pula anggur yang baru tidak diisikan ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian kantong itu akan koyak sehingga anggur itu terbuang dan kantong itupun hancur. Tetapi anggur yang baru disimpan orang dalam kantong yang baru pula, dengan demikian terpeliharalah kedua-duanya. 

Kantong kulit tua biasanya sudah tidak lentur lagi dan tidak dapat menahan tekanan gas dari anggur baru sebab memang demikian anggur yang baru akan mengeluarkan gas. 

Apa arti kedua perumpamaan ini? 

Baju tua dan kantong kulit tua gambaran ajaran agama Yahudi sedangkan kain yang belum susut atau kain dari baju yang baru dan anggur baru merupakan gambaran dari ajaran Yesus. 

Rasul Paulus mengatakan bahwa kita harus menanggalkan manusia lama kita yaitu sikap hidup yang sarat dengan hawa nafsu dan perbuatan dosa. 

Setelah percaya kepada Yesus maka hendaknya diri kita diperbaharui menjadi manusia baru yang menuruti keinginan roh dan menguburkan manusia lama. 

Efesus 4:22-24 
bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan, supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu, dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya. 

Memang tidak mudah merubah sikap hidup manusia lama sebab memerlukan waktu untuk proses pemulihan dimana konsep hidup yang sekian lama telah mengakar dan membentuk benteng di dalam pikiran dan hati kita. 

Selama berada dalam proses pemulihan inilah maka tibalah saatnya kita berpuasa melawan hawa nafsu kedagingan. 

Ada banyak cara terutama menyangkal diri dari keegoan diri dan menyalibkan segala keinginan daging. 

Bila seseorang mengaku percaya kepada Yesus tetapi pikiran dan hatinya tetap dikuasai sikap hidup manusia lama maka dirinya tidak akan dapat menerima ajaran Kristus melalui firman Tuhan tertulis di Alkitab dan mengenakan sikap hidup manusia baru. 

Seperti halnya kantong kulit yang tua tidak dapat menyimpan anggur yang baru atau seperti baju yang lama tidak akan cocok menerima tambalan kain dari baju yang baru. 

Bangsa Israel tidak mengalami pemulihan sebagai bangsa pilihan Allah karena sikap mereka masih terpaku dan terpatri pada pemikiran ajaran lama dan menolak suatu ajaran baru dari Yesus bahkan mereka menolak Yesus adalah Mesias. 

Contohnya soal berpuasa. 
Orang Farisi dan ahli Taurat berpegang pada pola pikir dan pemahaman keliru tentang hukum Taurat sebenarnya. 

Mereka tidak mengerti sikap berpuasa yang dikehendaki Allah (Matius 6:16-18) sebab tujuan mereka berpuasa untuk dipuji orang lain. 

Matius 6:1 
Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga. 

Mereka tidak mau berubah oleh ajaran Yesus sebab bersikukuh pada pendapat sendiri karena keangkuhan merasa diri paling benar. 

Yesus menjelaskan kenapa murid2Nya tidak berpuasa saat itu. 
Matius 9:15 
Jawab Yesus kepada mereka: "Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa. 

Akhir kata, 

Bagi kita umat kristiani, hendaknya kita mau melepaskan pakaian lama dan memakai pakaian yang baru yakni kita menerima dan menjalani hidup sebagai manusia baru yang berpegang teguh pada ajaran Yesus dan menurutiNya hidup di dalam kebenaran Tuhan. 

2 Korintus 5:17 
Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang. 

Mazmur 85:9 
Aku mau mendengar apa yang hendak difirmankan Allah, Tuhan. Bukankah Ia hendak berbicara tentang damai kepada umatNya dan kepada orang-orang yang dikasihiNya, supaya jangan mereka kembali kepada kebodohan? 

Dengan melakukan kehendak Allah berarti kita menjalani hidup ini menunjukkan sikap hidup menuju keselamatan abadi. 


Salam Kasih, 
Surya Darma 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com