Kamis, 13 Agustus 2015

MENGAMPUNI KESALAHAN ORANG LAIN













Shalom,
Bacaan hari Kamis 13 Agustus 2015 menurut kalender liturgi katolik :
Yosua 3:7-17
Matius 18:21 sd 19:1
Mazmur 114:1-6
Bacaan Injil Matius hari ini mengenai perumpamaan tentang pengampunan.
jika sebelumnya tentang menegor dan menasehati sesama saudara dan
hari ini kita diajak untuk memberikan pengampunan kepada orang lain
yang telah bersalah kepada diri kita.
Matius 18:21
kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus:
"Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku
jika ia berbuat dosa terhadap aku? sampai tujuh kali?"
coba kita dengar apa jawaban Yesus dibawah ini :
Matius 18:22
Yesus berkata kepadanya: "bukan!
Aku berkata kepadamu: bukan sampai tujuh kali, melainkan
sampai tujuh puluh kali tujuh kali.
wow... kita bisa bayangkan ekspresi Petrus saat mendengar jawaban
dari Yesus yang mengatakan 70x tujuh kali.
ada orang menafsirkan 70 x 7 = 490 kali mengampuni
yang lain menafsirkan  (70 x ) pangkat 7 = .....
ada yang bilang begini : (70 x 7) pangkat 7 = .....
maaf matematika saya jeblok, kagak bisa hitung pangkat 7 itu berapa?
essensinya adalah memberikan pengampunan kepada orang lain
yang bersalah kepada diri kita adalah setiap kali orang tersebut
berbuat salah kepada kita !
artinya tidak ada batasnya.
jika ketemu orang yang auban yang terus menerus melakukan kesalahan
dan sepertinya disengaja untuk menekan diri kita maka yach harus
dimaafkan dan diampuni kesalahannya.
sepertinya ini teori yach dan sulit dilakukan ?
dari penjelasan Yesus dengan memberikan perumpamaan tentang
pengampunan ini menunjukkan bahwa Yesus tahu kebingungan dan
keterkejutan Petrus tentang hal ini.
apa isi perumpamaan yang Yesus ceritakan (baca ayat 26 sd 34).
ringkasnya begini :
ada seorang berhutang 10ribu talenta kepada seorang Raja
kita katakan saja orang tersebut bernama A.
dan ada seorang yang lain, katakan saja namanya B.
B berhutang kepada si A sebanyak 100 dinar.
Raja tersebut akhirnya membebaskan A dari seluruh hutangnya
Matius 18:27
tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu,
sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya.

 
tetapi si A malah memasukkan si B ke dalam penjara sebab si A tidak
mau menghapuskan hutang si B kepadanya.
Matius 18:30
tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya itu ke dalam penjara
sampai dilunaskannya hutangnya.
menurut kamus di halaman belakang Alkitab,
1 dinar = 750 rupiah dan 1 talenta = 6000 dinar
berarti hutang si A kepada raja 10.000 talenta = 60 juta dinar
hitung sendiri deh, berapa rupiah hutnag si A dan hutang si B ?
tidaklah heran jika raja tersebut marah kepada si A
Matius 18:32-34
Raja itu menyuruh memanggil orang itu dan berkata kepadanya:
hai hamba yang jahat, seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena
engkau memohonkannya kepadaku.
bukankah engkaupun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah
mengasihani engkau? maka marahlah tuannya itu dan menyerahkannya
kepada algojo-algojo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya.
dan Yesus menegaskan bahwa Ia akan berlaku seperti Raja tersebut
kepada orang yang tidak mau mengampuni orang lain yang bersalah
kepada dirinya padahal ia sudah diampuni oleh Bapa di Sorga.
Matius 18:35
Bapa-Ku yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu,
apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu
dengan segenap hatimu.
sangat jelas yach,
jika Tuhan saja mau mengampuni kesalahan kita
mosok kita tidak mau mengampuni kesalahan orang lain kepada kita.
mungkin ada yang berdalih :
tapi kesalahan orang lain itu sangat menyakitkan dan merugikan saya
sedangkan kesalahan saya tidaklah sebesar kesalahan orang lain tersebut.
lebih baik jangan berbantahan deh dengan Tuhan.
apa yang sudah dikatakan Tuhan, lebih baik kita menuruti saja
kita ini siapa ?  hanyalah terbuat dari debu tanah sedangkan
Tuhan adalah yang menjadikan diri kita menjadi manusia.
sesungguhnya kata kuncinya adalah :
HATI YANG BERBELAS KASIHAN !
 kita harus memenuhi hati kita dengan hati yang penuh belas kasihan
maka barulah kita bisa mengampuni kesalahan orang lain sebesar dan
sesakit apapun juga seraya memohon kekuataan dari Tuhan supaya
kita bisa melakukannya dengan kerelaan hati.
demikian juga dalam hal kasih kepada sesama.
sama seperti kita mau memberi pengampunan kepada orang lain
demikian juga kita mau mengasihi orang lain.
kedua hal ini dapat kita lakukan jika kita mau menyadari bahwa
sebelumnya Tuhan sudah lebih dahulu mengampuni dan mengasihi kita.
jadi sudah selayaknya kita berbuat demikian kepada orang lain.
dan jika kita taat dan setia melakukan kehendak Tuhan maka yakinlah
ada sukacita Sorgawi memenuhi kehidupan kita dan nilainya tidak dapat
dibandingkan dengan kekayaan duniawi yang semegah apapun juga.
Yesaya 48:18
sekiranya engkau memperhatikan perintah-perintah-Ku, maka
damai sejahteramu akan seperti sungai yang tidak pernah kering, dan
kebahagiaanmu akan terus berlimpah seperti gelombang-gelombang
laut yang tidak pernah berhenti....
contohnya :
kita bisa pelajari dari peristiwa bangsa Israel yang dipimpin oleh Yosua
menyeberangi sungai Yordan yang saat itu sangat deras dan secara
kasat mata sulit untuk dapat dilakukan jika Tuhan tidak menolong mereka.
Yosua 3:10-11
kata Yosua: dari hal inilah akan kamu ketahui, bahwa Allah yang hidup
ada di tengah-tengah kamu dan bahwa sungguh-sungguh akan
dihalau-Nya orang Kanaan, orang Het, orang Hewi, orang Feris, orang
Girgasi, orang Amori dan orang Yebus itu dari depan kamu:
sesungguhnya, tabut perjanjian Tuhan semesta bumi berjalan
menyeberang di depan kamu, masuk ke sungai Yordan.
kita bisa saksikan bagaimana akhirnya bangsa Israel bisa menyeberangi
sungai Yordan karena para imam berdiri memegang tabut perjanjian.
( baca Yosua 3:13-17 ).
oleh karena bangsa Israel menuruti perintah Allah melalui para imam
maka mereka dapat menyeberangi sungai Yordan meskipun saat itu
arusnya dangat deras dan secara kasat mata sulit diseberangi.
demikian juga hendaknya kita mau menuruti perintah Tuhan yang
menghendaki kita untuk mengampuni kesalahan sesama, seperti
yang diajarkan dalam doa Bapa Kami dan dari perumpamaan hari ini.
ada sebuah kesaksian dari seorang ibu muda :
ia membenci mertua perempuan karena terus-menerus ikut campur
urusan rumah tangganya sedangkan suaminya (=anak mertuanya)
kebingungan dan tidak tegas bertindak menengahi konflik.
suatu hari ibu muda ini sakit dan ternyata menurut dokter,
ia menderita kanker rahim... hancur hatinya si ibu muda ini.
dalam keadaan tidak berdaya, ia berdoa kepada Tuhan memohon
kesembuhan tetapi sekian lama berdoa, tak kunjung sembuh.
pada saat ia hampir putus-asa pertolongan Tuhan datang melalui
seorang temannya yang tergerak hati untuk mendoakannya.
temannya diberi karunia hikmat oleh Tuhan untuk mengatakan bahwa
ibu muda ini harus mengampuni mertuanya.
dalam pergumulan yang cukup lama ibu muda ini akhirnya tidak ada
pilihan dan terpaksa mau mengampuni mertuanya.
perlahan tapi pasti, proses penyembuhan kanker rahim menunjukkan
kemajuan sejalan dengan proses pengampunan yang semula terpaksa
lambat laun ibu muda ini menyadari bahwa dirinya juga ada salah kepada
mertuanya dan Puji Tuhan terjadi rekonsiliasi dengan mertuanya.
memberi pengampunan itu memang tidak mudah terutama bila telah
melukai hati begitu dalam;  membutuhkan perubahan pola pikir seseorang
untuk mengerti tentang pengampunan.
ibu muda tersebut, dibantu oleh temannya dan pada akhirnya ia tersadar
dan memutuskan untuk mengampuni mertuanya.
jadi mengampuni itu adalah suatu keputusan yang didasari oleh
kesadaran bahwa diri sendiri juga ada banyak kesalahan dan Tuhan
mau mengampuninya maka sudah sepantasnya ia mau mengampuni
kesalahan orang lain juga.
Semoga renungan kita hari ini semakin menyadarkan kita bahwa
selain kita menegor dan menasehati orang lain maka hal mengampuni
kesalahan orang lain juga harus kita lakukan, walaupun seberat dan
sedalam apapun akibat yang ditimbulkan oleh kesalahan orang lain itu.

Salam Kasih,
Surya Darma

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com