Rabu, 12 Agustus 2015

SIAPA YANG TERBESAR DALAM KERAJAAN SORGA DAN PERUMPAMAAN TENTANG DOMBA YANG HILANG









Shalom,
Bacaan hari Selasa 11 Agustus 2015 menurut kalender liturgi katolik :
Ulangan 31:1-8
Matius 18:1-5,10,12-14
2 Raja 6:8-23
Bacaan Injil hari ini mengenai perikop :
A. Siapa yang terbesar dalam Kerajaan Sorga
     Matius 18:1
     Pada waktu itu datanglah murid-murid itu kepada Yesus dan
     bertanya: "siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?"
ternyata sifat manusia tidak pernah berubah sejak jaman dahulu yaitu
mau lebih besar, lebih hebat, lebih berkuasa, lebih pintar, lebih kaya,
pokok e lebih dari segalanya dibandingkan dengan orang lain.
termasuk murid-murid Yesus bertengkar untuk menetapkan siapa yang
terbesar diantara mereka.
kita ketahui bahwa Petrus, Yohanes, dan Yakobus adalah ke 3 murid
Yesus yang sangat sering tampil dimuka umum dan paling sering
menemani Yesus sehingga mungkin hal ini penyebab pertengkaran.
Lukas 9:46
maka timbullah pertengkaran di antara murid-murid Yesus
tentang siapakah yang terbesar di antara mereka.
tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka.
jika pertengkaran siapa terbesar terjadi di kalangan orang dunia
yang tidak terlibat dalam pelayanan, mungkin masih dianggap wajar
namun alangkah tidak bijaksananya pertengkaran tersebut terjadi di
kalangan orang-orang yang terlibat di pelayanan.
itu sebabnya Yesus mengatakan :
Matius 18:2-4
Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-
tengah mereka lalu berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika
kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan
masuk ke dalam Kerajaan Sorga sedangkan barangsiapa merendahkan
diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam
Kerajaan Sorga.
sangat tegas Yesus menegur murid-muridNya dan teguran Yesus ini
berlaku juga bagi kita semua.
ciri-ciri anak kecil itu masih polos dan bergantung pada orangtuanya
ciri-ciri orang rendah hati adalah sikap seseorang yang mengakui bahwa
keberadaan dirinya hanya berkat Anugerah Tuhan sehingga ia tidak
menjadi sombong atau meremehkan dan merendahkan orang lain.
jadi dapat disimpulkan bahwa Yesus menghendaki agar kita semua
menyadari bahwa kemampuan kita itu tidak ada apa-apanya karena
berasal dari Anugerah Tuhan sehingga hidup kita sepenuhnya
bergantung kepada Tuhan.
dengan demikian kita tidak menjadi sombong atau mengungguli diri
sendiri dengan meremehkan dan memandang rendah orang lain.

dengan demikian sangat jelas bahwa sesungguhnya tidak ada gunanya
bersikap lebih hebat dari orang lain untuk mengungkapkan jati dirinya
dan ingin mendapat status serta pujian dari orang lain.
kita itu harus sadar diri loh, bahwa diri kita ini sangat lemah dan sangat
bergantung pada Tuhan sebab kemampuan yang diberikan Tuhan kepada
diri kita itu dimaksudkan memperlengkapi kita untuk melakukan suatu
tugas yang dikehendaki Tuhan.
memang sikap orang itu beraneka-ragam dan bila di sekitar kita dijumpai
orang yang nyeleneh maunya dipuji, maunya dianggap hebat, maunya
menjadi terbesar dan semua ter..... ada pada dirinya dan mau diakui oleh
orang lain, maka sebaiknya kita mendoakan orang tersebut.
Rasul Paulus berpesan kepada Timotius dan mengingatkan bahwa :
2 Timotius 2:24-25
seorang hamba Tuhan tidak boleh bertengkar, tetapi harus ramah
terhadap semua orang. Ia harus cakap mengajar, sabar, dan
dengan lemah lembut dapat menuntun orang yang suka melawan,
sebab mungkin Tuhan memberikan kesempatan kepada mereka untuk
bertobat dan memimpin mereka sehingga mereka mengenal kebenaran,
dan dengan demikian mereka menjadi sadar kembali, karena terlepas
dari jerat Iblis yang telah mengikat mereka pada kehendaknya.
seringkali Tuhan menempatkan orang yang sombong, orang yang suka
bikin masalah, orang yang haus diakui dan haus dipuji di sekitar kita,
dengan maksud untuk mendidik kita agar menjadi sabar dan rendah hati.
sedangkan bagi orang yang sombong dan sejenisnya yang tidak mau
bersikap rendah hati, sebaiknya segera menyadari bahwa tidak ada
guna mendapat pujian dari orang lain atau mendapat status harga diri.
sebab Tuhan berkenan kepada orang yang rendah hati dan orang yang
mau bergantung sepenuhnya kepada Tuhan.
Matius 18:5
barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku,
ia menyambut Aku. 







B. Perumpamaan tentang domba yang hilang.
     Matius 18:12
     bagaimana pendapatmu? jika seorang mempunyai seratus ekor
     domba, dan seekor di antaranya sesat, tidakkah ia akan 

     meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di pegunungan 
     dan pergi mencari yang sesat itu?
tergantung di posisi mana berada; apakah di posisi 99 ekor domba
ataukah di posisi seekor domba yang tersesat?
tetapi pada umumnya orang akan menjawab :
dasar tuch tidak tahu diri bikin masalah saja,
gara-gara dia buat orang lain jadi susah.
contoh:
biasanya dalam rombongan tour, ada saja salah seorang peserta tour
yang reseh, bikin peserta lain jengkel.
sering terlambat, gara-gara seorang terlambat maka jadwal tour molor
dan terhambat bahkan pernah ada kejadian seorang peserta tour
paspornya ketinggalan di hotel sedangkan perjalanan tour sudah jauh
dan terpaksa tour leader harus memutuskan kembali ke hotel tersebut.
kurang lebih analoginya sama dengan bacaan Injil hari ini tentang
seekor domba yang tertinggal dari rombongan dan gembalanya harus
mencari domba tersebut sehingga 99 ekor domba lainnya terpaksa
ditinggalkan (entahlah 99 ekor domba itu jengkel enggak yach...haaa3x).
jika kita berada pada posisi seperti 99 ekor domba maka kita perlu
belajar sabar dan bersikap rendah hati mau memaafkan kesalahan
orang lain yang merugikan kepentingan kita.
jika kita berada pada posisi seperti seekor domba yang tersesat maka
segeralah minta maaf kepada orang lain yang dirugikan tersebut dan
segeralah bertobat dan merubah sikap hidupnya.
emosi memang mudah terpancing dan tersulut ketika menghadapi
orang yang reseh, orang yang sombong, orang yang haus pujian,
orang yang maunya diakui sebagai orang yang terhebat, dsbnya....
menurut ahli psikologi,
sikap seseorang itu timbul dikarenakan peristiwa masa lalunya yang
berkesan menyenangkan hatinya ataupun yang menggores melukai
hatinya yang sekian lama terpendam dan pada saat ada kesempatan
untuk mengungkapkan atau mengekspresikan jati dirinya.
hanya Tuhan yang sanggup merubah dan mengubah sikap hidup
seseorang yang tidak sejalan dan tidak sesuai dengan sikap hidup yang
berkenan bagi Tuhan.
kita manusia tidak akan pernah bisa merubah sikap hidup orang lain
diluar diri kita sendiri, termasuk istri kita, suami kita, orangtua kita, anak kita apalagi orang lain diluar lingkup keluarga kita. 
hanya Tuhan yang sanggup merubah dan mengubah sikap hidup
seseorang yang tidak sejalan dan tidak sesuai dengan sikap hidup yang
berkenan bagi Tuhan.

tidak mudah mau memaafkan orang lain
tidak mudah mau mengerti kesulitan orang lain
tidak mudah mau menolong orang lain
tidak mudah mau bersikap sabar kepada orang lain
apalagi mau mengasihi orang lain dengan mengorbankan diri sendiri
Matius 18:13-14
Aku berkata kepadamu: sesungguhnya jika ia berhasil menemukannya,
lebih besar kegembiraannya atas yang seekor itu dari pada atas yang
kesembilan puluh sembilan ekor yang tidak sesat.
demikian juga Bapamu yang di sorga tidak menghendaki supaya
seorangpun dari anak-anak ini hilang.
wow, sungguh mengharukan dan sungguh kita patut bersyukur
atas kesabaran dan kebaikan Tuhan terhadap kelakuan kita yang
seringkali berbuat semaunya sendiri dan tidak mau menuruti
nasehat dan ajaran Tuhan.
Semoga renungan hari ini bermanfaat bagi kita untuk segera sadar
mau berubah menjadi orang yang bersikap rendah hati dan
mau menyerahkan seluruh hidup kita kepada Tuhan, seperti seorang
anak kecil yang sangat percaya kepada orangtuanya dan bergantung
sepenuhnya kepada orangtuanya.

Salam Kasih,
Surya Darma

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com