Rabu, 21 November 2018

PERTOBATAN ZAKHEUS














Selasa, 20 November 2018 

WAHYU 3:1-6,14-22 
MAZMUR 15:2-5
LUKAS 19:1-10

Lukas 19:8 
Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan: "Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat." 

Injil Lukas hari ini mengenai Zakheus yang sering kita dengar dan kisahnya begitu populer hingga dibuatkan sebuah nyanyian buat anak bina iman. 

Zakheus, seorang kepala pemungut cukai yang kaya (ayat 2) namun ia ingin tahu seperti apa Yesus yang sering ia dengar perbuatanNya. 

Zakheus berbadan pendek tapi ia berusaha memanjat pohon agar bisa melihat Yesus (ayat 3-4). 

Orang yang memiliki kerinduan untuk bertemu dengan Tuhan, biasanya ia akan melakukan apa saja demi untuk memuaskan rasa rindunya. 

Jika hati kita diliputi kerinduan kepada Tuhan maka hal-hal lain menjadi tidak menarik perhatian kita lagi bahkan kita rela melepaskan hal-hal diluar Tuhan. 

Seperti dilakukan Zakheus yang rela dan sadar mau melepaskan keterikatannya pada uang dengan memberikan kepada orang miskin dan kepada orang yang telah diperasnya (ayat 8). 

Kita bisa lihat bagaimana tindakan yang Zakheus lakukan setelah ia bertobat dan memang seharusnya demikian sebab tidak cukup hanya mengaku bersalah tapi tidak berbuat sesuatu untuk menunjukkan penyesalannya dan upaya memperbaiki kesalahannya. 

Perjumpaan dengan Yesus membawa sukacita dan perubahan dalam sikap hidupnya, bahkan terjadi pemulihan dalam hatinya yang tersentuh oleh kehadiran Yesus dirumahnya. 

ayat 5-6 
Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata: "Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu." Lalu Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita. 

Demikian juga yang kita alami saat ini bila hati kita "jatuh cinta" pada Tuhan maka biasanya kita akan rajin ikut misa di gereja, sering berdoa, haus membaca Alkitab dan baca renungan rohani, rajin mau ikuti seminar rohani, serta  bersekutu dalam komunitas rohani. 

Masa-masa "bulan madu" bersama Tuhan terasa indah namun seringkali tidak lama berlangsung sebab pada masa bulan madu itu biasanya curahan Berkat Tuhan melimpah dalam hidup kita sehingga kita kembali terpesona dengan kilauan duit dan harta. 

Kita tidak tahu apakah Zakheus akan tetap bertahan dengan sikapnya yang bertobat dari keserakahan dan menjadi orang yang murah hati ? 

Yang kita ketahui adalah apa yang terjadi pada jemaat di Sardis dan jemaat di Laodikia (baca Wahyu 3:1-6, 14-22) yang mencerminkan sikap hidup yang semula bertobat, lalu mengalami jamahan Tuhan dan larut dalam kerinduan bersama Tuhan namun setelah memperoleh Berkat Tuhan malah kembali pada sikap hidup lama dan meninggalkan Tuhan. 

Jemaat Sardis 

Wahyu 3:2-3 
Bangunlah, dan kuatkanlah apa yang masih tinggal yang sudah hampir mati, sebab tidak satupun dari pekerjaanmu Aku dapati sempurna di hadapan Allah-Ku. Karena itu ingatlah, bagaimana engkau telah menerima dan mendengarnya; turutilah itu dan bertobatlah! Karena jikalau engkau tidak berjaga-jaga, Aku akan datang seperti pencuri dan engkau tidak tahu pada waktu manakah Aku tiba-tiba datang kepadamu. 

Jemaat Laodikia 

Wahyu 3:16-18 
Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku.
Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang,
maka Aku menasihatkan engkau, supaya engkau membeli dari pada-Ku emas yang telah dimurnikan dalam api, agar engkau menjadi kaya, dan juga pakaian putih, supaya engkau memakainya, agar jangan kelihatan ketelanjanganmu yang memalukan; dan lagi minyak untuk melumas matamu supaya engkau dapat melihat. 

Yach begitulah perilaku jemaat itu dan kitapun cenderung berbuat hal sama. 

Jika kita belum siap menerima dan menyikapi kelimpahan Berkat maka kecenderungannya Berkat Tuhan itu seringkali menjadi penghalang hubungan kita dengan Allah. 

Itu sebabnya kenapa doa kita belum dijawab Allah karena mungkin saja dimata Allah, kita ini belum siap untuk menerima kelimpahan Berkat sehingga Allah menunda menjawab doa-doa kita. 

Kita cenderung menyimpan semua Berkat untuk diri sendiri dan tak mau berbagi kepada sesama/orang lain

Ketika Berkat Tuhan dicurahkan maka sebetulnya ada bagian yang boleh kita nikmati namun kita tak boleh lupa bahwa ada bagian Berkat yang harus kita taburkan kembali supaya dapat memberkati orang lain. 

2 Korintus 9:8-10 
Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan. Seperti ada tertulis: "Ia membagi-bagikan, Ia memberikan kepada orang miskin, kebenaran-Nya tetap untuk selamanya." Ia yang menyediakan benih bagi penabur, dan roti untuk dimakan, Ia juga yang akan menyediakan benih bagi kamu dan melipatgandakannya dan menumbuhkan buah-buah kebenaranmu; kamu akan diperkaya dalam segala macam kemurahan hati yang membangkitkan syukur kepada Allah ... 

JADI 

Makna bacaan Injil Lukas dan bacaan dari kitab Wahyu pada hari ini adalah mengajarkan kepada kita untuk : 

1. Bertobat dari sikap hidup lama
2. Miliki kerinduan kepada Allah
3. Mengundang Allah hadir di hati kita
4. Berbagi Berkat kepada orang lain
5. Menabur benih Firman Allah
6. Bersikap tegas menolak dosa
7. Tidak suam2 kuku mentaati Allah 

Semoga kita sadar, betapa pentingnya pertobatan dan tindakan perbaikan atas sikap hidup yang lama berlumuran dosa. 

Salahsatu perbuatan baik yang kita perbaiki adalah sikap kemurahan hati yang mencerminkan belas kasihan kita terhadap kesusahan orang lain. 

Demikian juga hendaknya kita menjaga sikap agar tidak ragu-ragu melakukan perintah dan kehendak yang Tuhan kehendaki agar kita perbuat. 


Salam Kasih, 
Surya Darma 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com