Selasa, 06 November 2018

PERUMPAMAAN ORANG YANG BERDALIH











Selasa, 6 November 2018 

FILIPI 2:5-11 
MAZMUR 22:26b-33 
LUKAS 14:15-24 

Lukas 14:16-18a 
Yesus berkata kepadanya: "Ada seorang mengadakan perjamuan besar dan ia mengundang banyak orang. Menjelang perjamuan itu dimulai, ia menyuruh hambanya mengatakan kepada para undangan: Marilah, sebab segala sesuatu sudah siap. Tetapi mereka bersama-sama meminta maaf. 

Bacaan Injil hari ini dari Lukas 14:15-24 perihal perumpamaan tentang orang-orang yang berdalih. 

Injil Lukas ini pararel dengan Injil Matius 22:1-10 tentang hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja mengadakan perjamuan kawin untuk anaknya. 

Setelah kita membaca kedua Injil ini maka timbul pertanyaan : mengapa para tamu  undangan menolak datang menghadiri perjamuan? 

Injil Lukas mencatat ada tiga orang undangan yang beralasan atau berdalih, kenapa tidak bisa datang ke perjamuan : 

1) mau pergi ke ladang 
Lukas 14:18b 
Yang pertama berkata kepadanya: Aku telah membeli ladang dan aku harus pergi melihatnya; aku minta dimaafkan. 

2) baru beli lembu 
Lukas 14:19 
Yang lain berkata: Aku telah membeli lima pasang lembu kebiri dan aku harus pergi mencobanya; aku minta dimaafkan. 

3) ia baru kawin 
Lukas 14;20 
Yang lain lagi berkata: Aku baru kawin dan karena itu aku tidak dapat datang. 

Secara hurufiah, alasan mereka lumrah atau biasa saja seperti kebanyakan orang beralasan tidak bisa hadir. 

Sama seperti kita, bila tidak bisa datang ke resepsi perkawinan, dengan alasan tertentu; urusan keluarga, urusan kerjaan, atau alasan lainnya. 

Namun, 
Ada makna lain dari perumpamaan ini yang mau Yesus sampaikan kepada kita. 

Matius 22:2 
Hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja, yang mengadakan perjamuan kawin untuk anaknya. 

Perjamuan kawin melambangkan Surga 

Yang mengundang adalah raja menurut Injil Matius; artinya raja adalah Allah. 

Yang diundang adalah semula umat Israel tetapi mereka menolak, kemudian diundanglah bangsa-bangsa lain. 

Lalu, 
Apa makna perumpamaan ini bagi kita umat kristiani? 

Memang kita umat kristiani menerima undangan Allah tetapi jangan sampai kita tidak bisa menikmati jamuan dari perjamuan kawin? 

Lukas 14:24 
Sebab Aku berkata kepadamu: Tidak ada seorangpun dari orang-orang yang telah diundang itu akan menikmati jamuanKu. 

Mari kita intropeksi diri !!! 

Ada begitu banyak umat kristiani yang semula hidupnya fokus kepada Allah namun dengan berjalannya waktu, mulai tergoda oleh pesona dunia dan hidupnya tidak lagi fokus kepada Allah. 

Yesus mengingatkan hal ini sebab sudah terjadi pada bangsa Israel yang semula menyembah Allah tetapi kemudian mereka mengkhianati Allah. 
(baca 1 Korintus pasal 10) 

Mereka beralasan atau berdalih untuk menutupi hati mereka yang menjauh dari Allah; seperti halnya perumpamaan ini. 

Urusan bisnis/pekerjaan, urusan hobby atau kesenangan dan urusan keluarga mendominasi alasan atau berdalih menolak beribadah ke Gereja, berdoa dan mendalami kitabsuci untuk mengenal lebih dekat dengan Allah serta mentaati menjalani hidup sesuai kehendak Allah. 

Sungguh ironi, sebagian umat kristiani, tidak rindu ber-relasi intim dengan Allah. 
Mereka berpendapat bahwa cukup pergi ke Gereja seminggu sekali menyambut Hosti dalam perjamuan Ekaristi. 

Ada lagi yang merasa cukuplah berdoa Bapa Kami, Salam Maria, Kemuliaan. 
Ketika ada keperluan keuangan atau kesembuhan penyakit atau masalah keluarga maka mulai rajin doa rosario, doa novena, doa-doa minta berkat melalui Bunda Maria dan minta kepada Yesus. 

Gambaran perilaku umat kristiani katolik terlihat jelas di pertemuan lingkungan pada saat bulan Mei/Oktober diadakan doa rosario dan doa novena; umat yang hadir banyak. 

Coba lihat saat diadakan bulan kitabsuci dan pendalaman Alkitab, umat yang hadir sedikit sekali. 

Fenomena ini serupa tapi tak sama dengan perumpamaan ini tetapi essensi berdalihnya sama yakni menolak undangan Allah dalam hal hidup di dalam Kerajaan Allah/ Kerajaan Sorga. 

Kita sudah membahas tentang Kerajaan Allah, itu seperti apa sih? 

Roma 14:17 
Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus. 

Sebegitu dangkalkah iman percaya kita kepada Yesus Kristus jika kita hanya fokus meminta berkat Allah, sama artinya kita fokus hal makanan dan minuman. 

Padahal kita mesti fokus pada : 
Hal Kebenaran tentang Allah 
Damai Sejahtera dan Sukacita oleh Roh Kudus. 

Membangun relasi intim dengan Allah adalah bagian dari menerima undangan Allah.  

Begitu juga menghadirkan damai sejahtera dan sukacita Allah kepada orang lain, berarti menerima undangan Allah agar kita memberitakan Injil kepada orang lain agar mereka dapat hadir dalam perjamuan kawin dan bersama-sama dengan kita menikmati jamuan. 

Semoga kita tidak berdalih lagi ketika Allah mengundang kita untuk hadir dan menikmati hidangan perjamuan. 


Salam Kasih, 
Surya Darma 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com