Sabtu, 16 Maret 2019

BISAKAH KITA MENGASIHI MUSUH?

Sabtu, 16 Maret 2019

ULANGAN 26:16-19 
MAZMUR 119:1-8 
MATIUS 5:43-48 

Matius 5:44 
Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. 

Kita bisa mengasihi orang yang baik kepada kita tetapi perintah Yesus kali ini adalah
1) kasihilah musuhmu 
2) berdoalah bagi orang menganiayamu 

Pertanyaannya adalah
Mampukah kita mengasihi musuh dan mendoakan orang yang menganiaya kita? 

Sepertinya secara normali, kita tidak bisa meski di mulut berkata bisa sebab: 
1) tubuh kita disakiti 
2) hati dan perasaan kita terluka 
3) pikiran kita tertekan 

Lalu bagaimana caranya kita mentaati perintah Yesus tersebut? 

Hanya ada dua cara harus diperjuangkan seraya kita memohon kekuatan Tuhan untuk memampukan kita bisa mentaati kedua perintah Yesus di Matius 5:44

Langkah pertama dan langkah kedua saling berkaitan dan tidak berurutan tergantung keadaan seseorang yang teraniaya, maksudnya bisa saja langkah kedua yang terlebih dahulu dilakukan

Langkah Pertama 
Tenangkan diri dengan mengarahkan fokus perhatian pada roh kita 

Langkah Kedua 
Andalkan kekuatan iman kita 

Kita tahu di dalam diri kita ada tubuh, roh dan jiwa (pikiran, perasaan, keinginan) dimana hanya roh kita kembali kepada Allah untuk mempertanggung-jawabkan perbuatan kita selama hidup di dunia. 

Dalam keadaan tersakiti dan teraniaya, biasanya terlupakan pengetahuan tentang roh kita bertanggung-jawab kepada Allah sebab saat itu fokusnya adalah tubuh dan jiwa mengalami penderitaan. 

Kenyataannya memang sangat sulit untuk mengalihkan perhatian bila keadaan diri sedang menderita atau sedang bergelut dalam masalah hidup. 

Tetapi kita mesti tahu bahwa hubungan roh dan iman sangat erat dan saling menpengaruhi keduanya. 

Bila keadaan imannya saat mengalami aniaya atau disakiti musuh itu sedang bertumbuh (apalagi imannya teguh) maka akan mampu mengalihkan fokus perhatiannya dan mengarahkannya pada keadaan roh dan imannya. 

Sebaliknya bila keadaan roh dan imannya lemah karena jarang berdoa dan jarang diberi makanan rohani (=Firman Tuhan) maka orang tersebut tidak bisa alihkan perhatian dari keadaan dirinya sedang menderita saat itu. 

Sangat penting untuk mengalihkan fokus perhatian kepada roh dan iman sebab sifat kedagingan tidak mau disakiti dan maunya selalu dituruti keinginan daging sedangkan roh dan iman mengutamakan sifat Ilahi yang berpusat kepada Allah. 

Roma 8:13 
Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup. 

Orang yang tersakiti berusaha membalas dendam kepada orang yang menyakitinya dan bila tidak berhasil maka dirinya makin dalam sakit hatinya dan seumur hidup membenci musuhnya. 

Hanya kesadaran iman mendorong roh kita berjuang menerima penderitaan tubuh dan jiwa karena kekuatan Allah memampukan kita mentaati perintah Allah. 

Permasalahannya adalah bagaimana sikap seseorang menanggapi pentingnya untuk menumbuhkan imannya agar makin kuat dan teguh. 

Seringkali orang beriman kristiani tidak mengandalkan kekuatan iman karena lebih penting mengandalkan kekuatan uang dan kemampuan akal budi ketika menghadapi masalah hidup, termasuk persoalan dianiaya dan hadapi musuh. 

Oleh sebab itu, mari kita terus bertumbuh kekuatan iman kita dan mengarahkan roh kita fokus pada Allah agar kita mampu berjuang mengatasi segala masalah yang terjadi di dalam hidup kita. 

Ingatlah selalu tujuan hidup kita adalah menuju hidup kekal di Surga !!! 
Di dunia ini hanya sementara dan akan kita tinggalkan semuanya setelah roh kita dipanggil Allah meninggalkan dunia ini. 


Salam Kasih, 
Surya Darma 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com