Rabu, 27 Maret 2019

PENGGENAPAN HUKUM TAURAT


Rabu, 27 Maret 2019

ULANGAN 4:1,5-9  
MAZMUR 147:12-13,15-16,19-20 
MATIUS 5:17-19 
Matius 5:17 
Janganlah kamu menyangka bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi, Aku datang bukan untuk meniadakannya melainkan untuk menggenapinya. 


Kita bisa membaca dan mempelajari hukum Taurat dan kitab para nabi di Alkitab Perjanjian lama (PL). 

Ada yang mengatakan bahwa kitab PL sulit dimengerti dan Allah terlihat sangat keras, sering banget marah, menghukum, bahkan memerintahkan untuk menjarah, membunuh musuh bangsa Israel dan kelihatan pilih kasih kepada bangsa Israel, yang sering diampuni dan diberkati (baca kitab raja-raja, tawarikh, yosua, hakim-hakim). 

Peraturan dan ketetapan Allah begitu detail dan sepertinya berat dan sulit dapat menuruti hukum Taurat itu. 

Hukum Taurat ini disampaikan Musa sehingga dikenal sebagai Hukum Taurat Musa (baca kitab Imamat) sedangkan Alkitab Perjanjian Baru (PB) merupakan gambaran Kasih Allah sangat menonjol dan sepertinya kita ini manusia selalu diampuni dan diberkati Allah sebab jarang sekali Allah marah atau memerintahkan membunuh, malah kita diminta untuk mengasihi musuh-musuh kita. 

Benarkah demikian pendapat orang tersebut diatas? dan benarkah gambaran Allah PL dan Allah PB berbeda banget? 

Sepertinya di PL Allah bertindak sebagai hakim tegas tanpa kompromi sedangkan di PB Allah bertindak penuh kasih dan pengampun. 

Sekilas sepertinya benar pendapat demikian, namun jika kita mendalami membaca dan merenungkan Alkitab PL dan PB termasuk Deuterokanonika, tidak seperti pendapat orang diatas. 

Hukum Taurat memaksa orang harus melakukannya (baca Ulangan 28:1-45). 
ayat 2
segala berkat akan datang kepadamu dan menjadi bagianmu jika engkau mendengarkan suara Tuhan Allahmu.

ayat 15
tetapi jika engkau tidak mendengarkan suara Tuhan Allahmu dan tidak melakukan dengan setia segala perintah dan ketetapanNya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini maka segala kutuk ini akan datang kepadamu. 

Tetapi Allah tidak bertindak hanya menghakimi dan menghukum melainkan Allah juga bertindak mengasihi manusia. 

Bisa kita baca kitab Mazmur terlebih pasal 23 dan kitab Hosea sangat jelas menggambarkan bagaimana Allah mengasihi bangsa Israel yang murtad tidak setia. 

Bangsa Israel itu dipilih dan dikasihi Allah, sama halnya kita dipilih dan dikasihi Allah (Yohanes 15:16). Perilaku bangsa Israel mencerminkan tingkah laku kita yang telah diampuni, dijadikan anak-anak Allah namun masih juga kita tidak mentaati Allah. 

Dalam PB, Yesus mengajarkan untuk berbuat kasih kepada sesama dan telah memberi contoh teladan kasih bahkan mengorbankan diri demi menebus dosa kekal manusia. 

Tetapi juga bertindak tegas kepada orang Farisi dan ahli Taurat dan mengajarkan bahwa manusia akan diadili dan dihukum (perumpamaan Ilalang dan gandum - Matius 13:24-30) dan perikop Yesus membawa pemisahan (Lukas 12:49-53). 

Hukum kasih memberikan kebebasan memilih dengan kesadaran diri sendiri mau berbuat kasih kepada sesama sebagai wujud kasih kita kepada Allah yang telah mengampuni, memberkati hidup kita dan mengasihi kita (baca Yohanes 14:15, Yohanes 13:34). 

Kasih Allah telah menyelamatkan kita dari kematian kekal dengan menyediakan rumah abadi (Yohanes 14:2) dan kita manusia yang percaya kepada Yesus di Anugerahi menjadi anak-anak Allah (Yohanes 1:12). 

Contoh : memberi dengan ikhlas lebih baik daripada memberi karena takut akan hukuman Allah. Nampak jelas perbedaannya seseorang yang memberi karena hatinya ikhlas terdorong oleh ungkapan syukur kepada Allah yang telah memberkati hidup kita. 

Jika memberi dengan terpaksa karena hukum Taurat atau ga enak dilihat orang kalau tidak memberi kolekte, atau jangan sampai memberi dengan tujuan untuk mengharapkan pujian atau tujuan bisnis agar lancar karena sudah memberi. 

Berbuatlah sesuatu kebaikan bagi orang lain, didorong oleh perasaan bekas kasihan kepada orang lain dan didorong oleh ungkapan syukur atas pemeliharaan Tuhan dan tidak perlu diumumkan agar orang lain kagum dan memuji perbuatan baik kita. 

JADI 

Hukum kasih yang diajarkan Yesus merupakan penggenapan dari hukum Taurat sehingga kita tidak boleh meremehkan apalagi meniadakan hukum Taurat.

Matius 5:19
siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil dan mengajarkannya demikian kepada orang lain maka ia menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah hukum Taurat, maka ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga. 

Memang kitab Galatia 3:15-29 ditulis oleh Rasul Paulus; jika kita membacanya tidak secara mendalam maka sepertinya kita tidak perlu lagi hukum Taurat tetapi sesungguhnya tidaklah demikian maksudnya. 

Yang penting adalah kita melakukan kebenaran Allah secara utuh dan tidak pilih-pilih sesuai yang kita mau apakah itu bagian dari hukum Taurat ataukah dari ajaran kasih yang Yesus sampaikan dengan segenap hati karena kita melakukannya untuk menyenangkan hati Allah sebagai wujud kasih kita pada Allah. 


Salam Kasih, 
Surya Darma 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com