Senin, 18 Maret 2019

JANGANLAH MENGHAKIMI


Senin, 18 Maret 2019

DANIEL 9:4b-10  
MAZMUR 79:8-9,11,13 
LUKAS 6:36 

Lukas 6:37 
Janganlah kamu menghakimi, maka kamupun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamupun tidak akan dihukum; ampunilah dan kamu akan diampuni. 

Tanpa disadari setiap hari dalam obrolan atau perbincangan kita dengan teman, cenderung kita "menghakimi" orang lain yang menurut pandangan dan pendapat kita bahwa orang tersebut berbuat salah. 

Mungkin diantara anda tidak setuju sebab menurut anda, itu bukan menghakimi tetapi mengkritik perbuatan seseorang tidak sesuai dengan prinsip kebenaran yang berlaku umum di masyarakat. 

Kalau begitu, pertanyaannya adalah apa beda antara mengkritik dan menghakimi? 

Menurut kamus besar bahasa indonesia (=kbbi) arti kata kritik adalah kecaman atau tanggapan, terkadang disertai uraian dan pertimbangan baik-buruk, terhadap suatu karya, suatu pendapat, suatu perbuatan, dan sebagainya. 

Ada kritik yang membangun dan ada juga kritik yang tidak membangun seseorang atas perbuatan, pendapat, karyanya. 

Kritik membangun sangat diperlukan untuk meningkatkan kinerja atau paling tidak memperbaiki sesuatu hal yang dikritik tersebut. 

Kritik membangun adalah kritik yang memberikan solusi atau jalan keluar dari sesuatu yang dikritiknya. 

Kenyataannya banyak orang mengkritik tetapi tidak memberikan solusi sebab dengan seenaknya dia merasa itu sih urusan orang yang dikritiknya yang mesti mencari solusinya. 

Padahal belum tentu sesuatu dikritiknya itu benar sebab seseorang mengkritik orang lain menurut pendapatnya yang diklaimnya sebagai kebenaran. 

Yesus mengkritik orang Farisi dan ahli Taurat menduduki kursi Musa, artinya bertindak sebagai hakim menentukan peraturan hukum Taurat harus ditaati setiap orang Yahudi tetapi mereka sendiri tidak mentaati. 

Matius 23:2-3 
Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa. 
Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya. 

Tujuan Yesus mengkritik supaya mereka sadar bahwa mereka juga harus taat melakukan peraturan hukum Taurat. 

Lalu bagaimana dengan menghakimi... wah ini lebih parah lagi sebab tujuan dari menghakimi untuk menjatuhkan orang. 

Hakim adalah pejabat berwenang untuk menentukan perbuatan seseorang itu bersalah ataukah tidak bersalah dalam suatu perkara melibatkan dua pihak yakni pihak tertuduh dan pihak menuntut. 

Seseorang menghakimi orang lain bertindak sebagai penuntut sekaligus sebagai hakim yang memvonis orang lain itu bersalah dan harus dihukum. 

Padahal Firman Tuhan mengatakan: 
Matius 7:1-2 
Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu. 

Orang yang suka menghakimi adalah orang yang merasa dirinya paling benar dan orang lain salah dan biasanya orang ini cenderung menuntut orang lain itu dihukum atas kesalahannya padahal belum tentu salah orang yang dihakimi. 

Matius 7:3-4 
Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui? Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu. 

Maka dari itu kita mesti mengerti, apa itu menghakimi dan apa itu mengkritik yang disertai solusi. 

Satu hal yang mesti diingat adalah tujuan mengkritik dengan tujuan meningkatkan atau memperbaiki sesuatu. 

Bila ada yang berbuat salah apalagi jelas sekali berbuat jahat maka kita tidak boleh menghakimi (itu tugas hakim) tetapi kita memberitahu, menegur dan menasehati orang tersebut secara empat mata dan jaga perkataan kita tidak kasar. 

Hal ini yang sebaiknya kita lakukan bila melihat seseorang berbuat kesalahan, apalagi berbuat kejahatan

Matius 18:15 
Apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali. 

Lukas 17:3-4 
Jagalah dirimu! Jikalau saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia, dan jikalau ia menyesal, ampunilah dia. Bahkan jikalau ia berbuat dosa terhadap engkau tujuh kali sehari dan tujuh kali ia kembali kepadamu dan berkata: Aku menyesal, engkau harus mengampuni dia. 

Ada banyak orang serba salah; mau kasih tahu sesuatu yang salah, eh nanti dikira menghakimi dan mendingan masa bodoh alias tidak peduli dan tidak mau menegur, menasehati orang lain sebab merasa itu urusan orang lain, peduli amat bukan urusan saya. 

Ada baiknya pelajari Firman Tuhan berikut ini mengingatkan seseorang yang tidak menegur orang lain berbuat dosa atau dengan katalain mendiamkan orang lain berbuat dosa padahal seharusnya dia bisa menasehati sebelum orang tersebut melakukan perbuatan dosa. 

Yehezkiel 3:18 
Kalau Aku berfirman kepada orang jahat: Engkau pasti dihukum mati! — Dan engkau tidak memperingatkan dia atau tidak berkata apa-apa untuk memperingatkan orang jahat itu dari hidupnya yang jahat, supaya ia tetap hidup, orang jahat itu akan mati dalam kesalahannya, tetapi Aku akan menuntut pertanggungan jawab atas nyawanya dari padamu. 

Semoga anda tidak bingung. 
Kita mesti tahu mana yang boleh lakukan dan mana yang tidak boleh lakukan. 

Yang boleh kita lakukan adalah : 
Mengkritik untuk tujuan membangun 
Menegur, menasehati, secara 4 mata 
Mengampuni orang bersalah/berdosa 

Yang tidak boleh kita lakukan adalah : 
Kritik tanpa solusi (apalagi memojokan) 
menghakimi meski orang bersalah/dosa 

Roma 12:1 
Karena itu, hai manusia, siapapun juga engkau, yang menghakimi orang lain, engkau sendiri tidak bebas dari salah. Sebab, dalam menghakimi orang lain, engkau menghakimi dirimu sendiri, karena engkau yang menghakimi orang lain, melakukan hal-hal yang sama. 

Yang terpenting adalah menjaga diri agar senantiasa hidup didalam kebenaran Tuhan dan bukan kebenaran diri sendiri yang dipengaruhi kebenaran dunia. 

Dengan demikian, kita tidak akan mau menghakimi orang lain dan juga tidak membicarakan kesalahan/dosa orang lain sebab belum tentu diri kita bersih dan sesuai dengan kebenaran Tuhan. 


Salam Kasih, 
Surya Darma 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com