Kamis, 10 September 2020

BERBAHAGIALAH MENURUT YESUS












RABU, 9 SEPTEMBER 2020

1 KORINTUS 7:25-31 

Rasul Paulus mengingatkan hendaknya kita hidup seperti waktu dipanggil Tuhan. 

MAZMUR 45:11-12,14-17 

Dengarlah, hai puteri, lihatlah, dan sendengkanlah telingamu, lupakanlah bangsamu dan seisi rumah ayahmu! Biarlah raja menjadi gairah karena keelokanmu, sebab dialah tuanmu! Sujudlah kepadanya! 

LUKAS 6:20-26 

Yesus mengucapkan hal bahagia dan juga peringatan kepada murid-muridNya. 

RENUNGAN 

Setiap orang menginginkan hidup bahagia tetapi persoalannya bahagia seperti apa yang diinginkannya? 

Pada umumnya kebahagiaan diukur oleh seberapa banyak memiliki harta dunia yang membuat dirinya tenang andalkan harta yang dimilikinya tersebut? 

Lalu bagaimana respon kita mendengar perkataan Yesus tentang berbahagialah dan sekaligus celakalah? 


PERTAMA 
Berbahagialah yang miskin versus Celakalah yang kaya 

Lukas 6:20 
Yesus memandang murid-muridNya dan berkata: "Berbahagialah, hai kamu yang miskin, karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah. 

Lukas 6:24 
Tetapi celakalah kamu, hai kamu yang kaya, karena dalam kekayaanmu kamu telah memperoleh penghiburanmu

Mengapa demikian? 

Kebanyakan orang kaya bersandar pada kekayaan (Lukas 12:16-21) memperoleh penghiburan dari hartanya dan tidak lagi bersandar pada Allah (Lukas 16:27-28,31) sehingga Yesus katakan: 

Matius 19:23 
Yesus berkata kepada murid-muridNya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga. 

Kebanyakan orang miskin mau menerima kabar baik (=Injil) karena sangat berharap Allah menolong dirinya dari kemiskinan. 

Lukas 4:18  
Roh Tuhan ada padaKu, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku. 

Tidak semua orang kaya akan celaka dan tidak semua orang miskin akan bahagia sebab tergantung sikap menanggapi kabar baik (=Injil) disertai perbuatan baik. 

Amsal 39:8b-9 
Jangan berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan. Biarkanlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku. Supaya, kalau aku kenyang, aku tidak menyangkalMu dan berkata: Siapa Tuhan itu? Atau, kalau aku miskin, aku mencuri, dan mencemarkan nama Allahku. 

KEDUA 
Berbahagialah sekarang lapar versus yang sekarang kenyang 

Lukas 6:21a 
Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini lapar, karena kamu akan dipuaskan. 

Lukas 6:25a 
Celakalah kamu, yang sekarang ini kenyang, karena kamu akan lapar. 

Kenyang disini diartikan banyak harta dan tak memerlukan apa-apa lagi, benarkah? 

Wahyu 3:17a  
Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa 

Kenyataannya semakin kaya semakin ingin meraup harta kekayaan lebih banyak lagi karena terdorong ambisi menjadi orang nomor satu terkaya. 

Akibatnya terjerumus jerat maut oleh nafsunya ingin lebih kaya lagi. 

1 Timotius 6:9-10 
Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan. Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka. 

Orang lapar jasmani biasanya mudah puas bila perutnya dikenyangkan dan juga orang yang miskin harta bersyukur bila ada orang memberi uang kepadanya 

FirmanTuhan mengasihani orang lapar dan miskin sedangkan orang kaya disuruh memberi makanan kepada orang miskin. 

Lukas 1:53 
Tuhan melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa 

Pengkhotbah 6:2 
Orang yang dikaruniai Allah kekayaan, harta benda dan kemuliaan, sehingga ia tak kekurangan suatupun yang diingininya, tetapi orang itu tidak dikaruniai kuasa oleh Allah untuk menikmatinya, melainkan orang lain yang menikmatinya! Inilah kesia-siaan dan penderitaan yang pahit. 

KETIGA   
Berbahagialah yang sekarang menangis versus celakalah yang sekarang tertawa 

Lukas 6:21b 
Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini menangis, karena kamu akan tertawa. 

Lukas 6:25b 
Celakalah kamu, yang sekarang ini tertawa, karena kamu akan berdukacita dan menangis. 

Yang dimaksud menangis dan tertawa ini bukan ekspresi perasaan tetapi keadaan rohani seseorang. 

Orang menangis dalam hal rohani berarti sedih akan dosa-dosanya karena telah menyakiti Hati Tuhan sehingga menyesal telah berbuat dosa. 

Orang tertawa dalam hal rohani berarti senang menikmati berkat jasmani yang sarat dengan hawa nafsu kedagingan sehingga tidak pernah menangisi kondisi rohaninya yang kering kerontang bahkan seringkali berbuat dosa yang tidak diakui sebagai dosa menurut pendapatnya. 

KEEMPAT 
Berbahagialah kamu dibenci karena Anak Manusia versus kamu dipuji orang 

Berbahagialah kamu, jika karena Anak Manusia orang membenci kamu, dan jika mereka mengucilkan kamu, dan mencela kamu serta menolak namamu sebagai sesuatu yang jahat (Lukas 6:22). 

Lukas 6:26 
Celakalah kamu, jika semua orang memuji kamu; karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan nabi-nabi palsu. 

Dibenci, dianiayai, dan menderita karena Kristus disebut bahagia sebab upahnya besar di Sorga. 

Lukas 6:23a 
Bersukacitalah pada waktu itu dan bergembiralah, sebab sesungguhnya, upahmu besar di sorga. 

Seperti terjadi para Rasul gembira walau menderita karena pemberitaan Injil karena mereka mengasihi Yesus dan tentunya upahnya hidup kekal di Sorga. 

Kisah 5:40-41 
Mereka memanggil rasul-rasul itu, lalu menyesah mereka dan melarang mereka mengajar dalam nama Yesus. Sesudah itu mereka dilepaskan. Rasul-rasul itu meninggalkan sidang Mahkamah Agama dengan gembira, karena mereka telah dianggap layak menderita penghinaan oleh karena Nama Yesus

Orang yang dipuji semua orang karena sikap hidup mereka seturut dengan dunia dipenuhi hawa nafsu kedagingan. 

Misalnya: 
Demi meraih jalan pintas kesuksesan maka bersikap menjilat orang lain atau berbuat korupsi karena tujuannya sama sehingga bekerjasama demi uang. 

Ke-4 hal berbahagia yang disampaikan Yesus kepada murid-muridNya hendaknya menjadi pedoman bagi kita mengukur bahagia yang sesuai kehendak Tuhan. 

Sedangkan bahagia menurut dunia akan mencelakakan kita yang perlu diwaspadai agar tidak terjebak oleh bahagia semu yang diberikan dunia. 


Salam Kasih, 
Surya Darma 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com