Jumat, 04 September 2020

BERPUASA








JUMAT, 4 SEPTEMBER 2020

1 KORINTUS 4:1-5 

Jangan menghakimi sebelum waktunya yakni sebelum Tuhan datang. 

MAZMUR 37:3-6,27-28,39-40 

Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik, maka engkau akan tetap tinggal untuk selama-lamanya; Orang-orang benar diselamatkan oleh Tuhan; Ia adalah tempat perlindungan mereka pada waktu kesesakan; Tuhan menolong mereka dan meluputkan mereka, Ia meluputkan mereka dari tangan orang-orang fasik dan menyelamatkan mereka, sebab mereka berlindung padaNya. 

LUKAS 5:33-39 

Orang Farisi berkata pada Yesus, kenapa murid-muridNya tidak berpuasa seperti murid Yohanes dan murid orang Farisi. 

Yesus berkata: muridNya akan berpuasa bila mempelai diambil dari mereka. 

RENUNGAN 

Orang Farisi seringkali mengkritik orang lain dan kali ini mengkritik murid-murid Yesus tidak berpuasa. 

Orang Farisi mengkrtik hal puasa untuk menyombongkan diri mereka berpuasa dua kali seminggu supaya dipuji orang. 

Lukas 18:12a  
aku berpuasa dua kali seminggu 

Padahal keharusan puasa bangsa Israel hanya sekali setahun yakni pada hari pendamaian (Imamat 16:28-34) berarti mereka berpuasa 2x seminggu itu bukan aturan hukum Taurat tetapi kebiasaan mereka sendiri atau peraturan dibuat manusia (=tradisi adat istiadat) dan bukan atas ketentuan perintah Allah. 

Lagipula, kita bisa melihat motivasi dan tujuan mereka berpuasa dan bagi mereka sih, orang berpuasa juga di kritik, apalagi yang tidak berpuasa. 

Matius 11:18-19 
Karena Yohanes datang, ia tidak makan, dan tidak minum, dan mereka berkata: Ia kerasukan setan. Kemudian Anak Manusia datang, Ia makan dan minum, dan mereka berkata: Lihatlah, Ia seorang pelahap dan peminum, sahabat pemungut cukai dan orang berdosa. Tetapi hikmat Allah dibenarkan oleh perbuatannya." 

Kritik yang mereka lontarkan tujuannya adalah menghakimi murid-murid Yesus menurut ukuran orang Farisi, mengklaim diri setia pada hukum Taurat. 

Pertanyaannya adalah: 
darimana kita tahu kritikan orang Farisi itu menghakimi, bahkan termasuk ahli Taurat dan imam-imam juga? 

Kita bisa baca di bagian lain Injil Sinoptik yang mengisahkan bagaimana mereka memang bermaksud mempersalahkan Yesus supaya ada alasan mendakwa Yesus masuk penjara, bahkan dibunuh. 

Markus 3:2 
Mereka mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan orang itu pada hari Sabat, supaya mereka dapat mempersalahkan Dia. 

Lukas 20:20 
Ahli-ahli Taurat dan imam-imam kepala mengamat-amati Yesus. Mereka menyuruh kepadaNya mata-mata yang berlaku seolah-olah orang jujur, supaya mereka dapat menjeratNya dengan suatu pertanyaan dan menyerahkanNya kepada wewenang dan kuasa wali negeri. 

Rasul Paulus juga mengingatkan bahwa hendaknya jangan menghakimi 

1 Korintus 4:5a 
Karena itu, janganlah menghakimi sebelum waktunya, yaitu sebelum Tuhan datang. Ia akan menerangi, juga apa yang tersembunyi dalam kegelapan, dan Ia akan memperlihatkan apa yang direncanakan di dalam hati. 

Seseorang menghakimi, menyimpan maksud tersembunyi, mempersalahkan dan menjatuhkan orang lain. 

Seseorang menghakimi biasa memakai standar kebenaran menurut pendapatnya padahal belum tentu benar. 

Nanti di bagian lain, kita akan melihat bagaimana kaum Farisi dan ahli Taurat mengkritik dan menghakimi Yesus dan murid-muridNya tentang hari Sabat. 

Selanjutnya, 

Kritikan orang Farisi dijawab Yesus
Lukas 5:34 
"Dapatkah sahabat mempelai laki-laki disuruh berpuasa, sedang mempelai itu bersama mereka? 

Saat mempelai (=Yesus) bersama dengan murid-murid artinya sedang bersukacita atau bergembira maka tentu saja mereka tidak berpuasa. 

Lukas 5:35 
Tetapi akan datang waktunya, apabila mempelai itu diambil dari mereka, pada waktu itulah mereka akan berpuasa..

Setelah mempelai (=Yesus) tidak lagi bersama mereka maka saat itu mereka berpuasa artinya bersedih, berkabung (=jumat Agung). 

Selain itu bisa juga berpuasa saat kita merasa berdosa dan disertai bertobat dan sebelum melakukan peperangan rohani melawan kuasa gelap/setan (Matius 17:19,21)  

Berikutnya, 

Yesus berikan dua perumpamaan setelah menjawab pertanyaan orang Farisi, yakni: 

Pertama 
Tidak seorangpun mengoyakkan secarik kain dari baju yang baru untuk menambalkannya pada baju yang tua. 
Jika demikian, yang baru itu juga akan koyak dan pada yang tua itu tidak akan cocok kain penambal yang dikoyakkan dari yang baru itu (Lukas 5:36). 

Kedua 

Demikian juga tidak seorangpun mengisikan anggur yang baru ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian, anggur yang baru itu akan mengoyakkan kantong itu dan anggur itu akan terbuang dan kantong itupun hancur. Tetapi anggur yang baru harus disimpan dalam kantong yang baru pula. 
(Lukas 5:37-38) 

Ketiga 
Dan tidak seorangpun yang telah minum anggur tua ingin minum anggur yang baru, sebab ia akan berkata: Anggur yang tua itu baik (Lukas 5:39)

Ketiga hal ini untuk mengingatkan kita agar terus memperbaharui pikiran dengan berfokus pada kebenaran Tuhan dan bukan pikiran berasal dari dunia. 

Pikiran dunia berdasarkan ajaran manusia diperoleh dari pengetahuan dunia dan dari pengalaman hidup sebelumnya. 

Orang Farisi menambahi peraturan dari hukum Taurat berdasarkan pengalaman mereka menjalankan hal puasa misalnya, menurut mereka baik berpuasa bahkan seminggu duakali berpuasa. 

Namun perilaku dan sikap hidup mereka seringkali menyimpang dari kebenaran hukum Taurat yang ditetapkan Tuhan. 

Misalnya dalam hal mengasihi sesama; mereka menetapkan peraturan tambahan hukum Taurat malah memperberat beban orang lain sehingga menyusahkan orang melaksanakan peraturan tersebut. 

Berpuasa baik untuk mengingatkan kita untuk mendekatkan diri kepada Tuhan dan mengingatkan kita kepada sesama yang membutuhkan pertolongan kita. 

Tetapi janganlah berpuasa untuk pamer diri sebagai orang yang taat tetapi tidak melakukan perbuatan baik pada sesama. 

Yang dipikirkan hanya diri sendiri dan tidak mau peduli keadaan orang lain sebab yang penting hidupku nyaman (=comfort zone). 

Aku berpuasa untuk mendapat berkat dari Tuhan dan tidak peduli orang lain puasa atau tidak. Kemudian setelah mendapat berkat dari Tuhan, dinikmati sendiri dan tidak mau berbagi kepada orang lain. 

Bahkan menyalahkan orang lain karena tidak berpuasa atau melakukan hal rohani lainnya sehingga menanggung akibatnya karena kesalahan mereka sendiri. 

Padahal Tuhan menghendaki kita peduli kepada sesama; misalnya bila orang lain bersalah atau hidupnya menjauh dari Tuhan maka kita hendaknya menasehati supaya mau kembali kepada Tuhan. 

Semoga permenungan kita hari ini dalam hal berpuasa mendorong kita intropeksi diri apakah sudah melakukan hal rohani yang Tuhan kehendaki maupun apakah kita sudah peduli pada orang lain sesuai yang Tuhan ingin kita menolong sesama. 


Salam Kasih, 
Surya Darma 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com