Senin, 5 September 2016
Yesus berkata kepada mereka: "Aku
bertanya kepada kamu: Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik
atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membinasakannya?"
(Lukas 6:9)
Bacaan Injil hari ini masih berkutat di
seputar masalah orang farisi dan para ahli taurat yang terus menerus mencari
gara-gara hendak mempersulit Yesus.
Kali ini mereka mengamati apakah Yesus
menyembuhkan seorang yang mati tangan kanannya di hari sabat.
Lukas 6:6-7
Pada suatu hari Sabat lain, Yesus masuk
ke rumah ibadat, lalu mengajar. Di situ ada seorang yang mati tangan kanannya. Ahli-ahli
Taurat dan orang-orang Farisi mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan
orang pada hari Sabat, supaya mereka dapat alasan untuk mempersalahkan Dia.
Yesus tahu dirinya sedang diamati oleh
ahli taurat dan orang farisi dan Yesus juga tahu hari itu adalah hari sabat
dimana dilarang tidak boleh melakukan kegiatan/pekerjaan apapun juga.
Suatu dilema/masalah terjadi antara
mentaati peraturan ataukah melakukan perbuatan baik menolong orang lain?
Peraturan dibuat agar sesuatu teratur
dan ada patokan atau ada standardnya.
Peraturan dapat dirubah sesuai kajian
pada saat implementasi/pelaksanaan.
Hari sabat termasuk salah satu dari
sepuluh perintah Allah.
Keluaran 20:8-11
Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat: enam hari lamanya
engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, tetapi hari ketujuh
adalah hari Sabat Tuhan, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau
atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau
hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu.Sebab
enam hari lamanya Tuhan menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan
Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya Tuhan memberkati hari Sabat dan
menguduskannya.
Peraturan/perintah Allah adalah pasti
baik adanya dan tidak dapat dirubah, artinya peraturan hari sabat tidak dapat
dirubah !!!
Ulangan 12:32
Segala yang kuperintahkan kepadamu
haruslah kamu lakukan dengan setia, janganlah engkau menambahinya ataupun
menguranginya.
Wahyu 22:18-19
Aku bersaksi kepada setiap orang yang
mendengar perkataan-perkataan nubuat dari kitab ini: "Jika seorang
menambahkan sesuatu kepada perkataan-perkataan ini, maka Allah akan menambahkan
kepadanya malapetaka-malapetaka yang tertulis di dalam kitab ini. Dan jikalau
seorang mengurangkan sesuatu dari perkataan-perkataan dari kitab nubuat ini,
maka Allah akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan dan dari kota kudus,
seperti yang tertulis di dalam kitab ini."
Ahli taurat dan orang farisi menambahi
peraturan hari sabat hingga dibuatlah 39 peraturan tambahan.
(sudah dijelaskan di renungan
kemarin).
Berani amat ya !!!
Nah, hal inilah yang dikecam
Yesus.
Yesus terlihat konfrontasi dengan orang
farisi dan ahli taurat, dengan sengaja melanggar ketentuan hari sabat yang
ditambahkan didalam hukum taurat.
Di kesempatan lain, Yesus
mengatakan:
Matius 23:23
Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat
dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari
selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam
hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan.
Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan.
Jadi sangat jelas, mengapa Yesus tetap
menyembuhkan orang yang mati tangan kanannya di hari sabat.
Lukas 6:8-10
Yesus mengetahui pikiran mereka, lalu
berkata kepada orang yang mati tangannya itu: "Bangunlah dan berdirilah di
tengah!" Maka bangunlah orang itu dan berdiri. Lalu Yesus berkata kepada
mereka: "Aku bertanya kepada kamu: Manakah yang diperbolehkan pada hari
Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau
membinasakannya?" Sesudah itu Ia memandang keliling kepada mereka
semua, lalu berkata kepada orang sakit itu: "Ulurkanlah tanganmu!"
Orang itu berbuat demikian dan sembuhlah tangannya.
Bukan berarti kita boleh sembarangan melanggar
peraturan Allah?
dengan alasan Yesus juga melanggar
peraturan hari sabat yang tidak boleh melakukan kegiataan/bekerja, dengan
melakukan penyembuhan orang sakit.
Essensi dan makna terdalam dari segala
peraturan/ketentuan/perintah Allah itu adalah untuk kebaikan manusia agar
mengalami Kasih dan hidup dalam sukacita dan damai sejahtera Ilahi.
Demi perbuatan menolong orang lain,
boleh saja melanggar ketentuan hukum taurat....
Orang farisi dan ahli taurat bersikukuh
memegang peraturan hukum taurat tanpa mau tahu makna terdalam dari hukum taurat
itu adalah :
* keadilan
* belas kasihan
* kesetiaan
Yesus mencoba memberikan contoh yaitu
Daud terpaksa makan roti kudus agar tetap bisa hidup.
(baca 1 Samuel 21:1-6).
Lukas 6:3-4
Yesus menjawab mereka: "Tidakkah
kamu baca apa yang dilakukan oleh Daud, ketika ia dan mereka yang mengikutinya
lapar, bagaimana ia masuk ke dalam Rumah Allah dan mengambil roti sajian, lalu
memakannya dan memberikannya kepada pengikut-pengikutnya, padahal roti itu
tidak boleh dimakan kecuali oleh imam-imam?"
Orang farisi dan ahli taurat tetap
tidak mau mengerti ... malah marah kepada Yesus dan biasalah berencana mau
menangkap dan membunuh Yesus dan terbukti di kemudian hari mereka dapat
menyalibkan Yesus.
Lukas 6:11
Maka meluaplah amarah mereka, lalu
mereka berunding, apakah yang akan mereka lakukan terhadap Yesus.
Di jaman sekarang masih banyak bisa
dijumpai model orang farisi dan model ahli taurat, di bidang kerohanian yang
meributkan dan bersikukuh harus sesuai peraturan dan tidak mau mengerti
penjelasan mengapa sampai terpaksa melanggar peraturan?
Pokok e,
kagak sesuai peraturan....
kagak mau nurut kemauan pimpinan
...
yo wess, pasti dicekal !!! blacklist
....
Tetapi ada juga yang ngeyel,
sengaja melanggar peraturan ...
sengaja keras kepala meski sudah tahu
peraturan yang sengaja dilanggar ...
Orang farisi dan ahli taurat belagak
suci dan taat pada hukum taurat padahal mereka sengaja melanggar diam-diam
supaya masyarakat Yahudi tidak tahu.
Tetapi Yesus tahu kemunafikan
mereka:
Lukas 13:15
Tetapi Tuhan menjawab dia, kataNya:
"Hai orang-orang munafik, bukankah setiap orang di antaramu melepaskan
lembunya atau keledainya pada hari Sabat dari kandangnya dan membawanya ke
tempat minuman?
Yach seperti itulah kebiasaan jelek
dari pembuat peraturan sebab dia sendiri melanggar peraturan tetapi belagak
suci dan menekan orang lain harus taat pada peraturan yang ditetapkan
olehnya.
JADI
Peraturan memang harus ditaati tetapi
hendaknya dilihat case by case atau dilihat dulu permasalahannya bila terjadi
pelanggaran, artinya
:
Peraturan jangan sampai kaku tidak
boleh ada pengecualian tanpa melihat penyebabnya namun peraturan juga jangan
sampai terlalu flexsibel sehingga mendorong orang sengaja melanggar.
Jika terbukti sengaja melanggar
peraturan maka ada hukumannya namun jangan sampai dicekal/di blacklist tanpa
ditanya dulu si pelanggar peraturan, lalu langsung saja dihukum.
Prinsip keadilan harus ditegakkan
juga dan tidak bisa arogansi langsung vonis, kalo begitu... sama dong dengan
perilaku orang farisi dan ahli taurat yang dikecam oleh Yesus karena mereka
menghakimi orang lain menurut pemikiran mereka.
Jangan ĺupa, sekali lagi harus ingat :
prinsip keadilan,belas
kasihan,kesetiaan menjadi pedoman dasar bagi kita.
Berbuat kebaikankah atau
peraturankah
yang harus kita lakukan?
REFLEKSI DIRI
Apakah aku menyelami dan mengerti makna
terdalam dari kebenaran Firman Tuhan supaya perbuatanku diterima oleh Tuhan
Allah?
Salam Kasih,
Surya Darma
============= ☆☆☆ ============
Kalender Liturgi Katolik
Pekan Biasa ke 23
Warna Liturgi : Hijau
1 Korintus 5:1-8
Mazmur 5:5-7,12
Lukas 6:6-11
BcO : 2 Petrus 1:12-21
============= ☆☆☆ ============
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com