Ya Tuhan, Allah yang menyelamatkan aku,
siang hari aku berseru-seru, pada waktu malam aku menghadap Engkau.
(Mazmur 88:2)
Ayub semula menerima malapetaka yang
menimpa ke-10 anaknya mati ditimpa rumahnya roboh oleh angin ribut dan hartanya
dijarah orang Syeba.
(baca Ayub 1:13-22).
Ayub 1:21-22
katanya: "Dengan telanjang aku
keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke
dalamnya. Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, terpujilah nama
Tuhan!" Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dan tidak menuduh
Allah berbuat yang kurang patut.
Ayub berhasil melewati ujian iman dan
ternyata ujian berikutnya datang lebih dasyhat daripada ujian sebelumnya.
Tanpa diketahui Ayub, sesungguhnya
Tuhan Allah memuji ketaatan Ayub saat terjadi dialog antara Tuhan dengan
Iblis.
Ayub 2:3
Firman Tuhan kepada Iblis: "Apakah
engkau memperhatikan hambaKu Ayub? Sebab tiada seorangpun di bumi seperti
dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi
kejahatan. Ia tetap tekun dalam kesalehannya, meskipun engkau telah
membujuk Aku melawan dia untuk mencelakakannya tanpa alasan."
Namanya juga ujian, tentu semakin kita
lulus semakin bertambah berat materi yang diuji kepada kita karena level atau
tingkatan kemampuan kita juga makin solid dan akan terus meningkat sejalan
dengan keberhasilan kita melewati setiap level ujian iman.
Ayub melewati ujian berat kehilangan
semua harta dan semua anaknya, artinya ujian yang dialaminya terjadi di luar
dirinya dan kali ini materi ujian adalah tertuju pada dirinya yaitu ia terkena
sakit kusta di sekujur tubuhnya.
Ayub 2:7-8
Kemudian Iblis pergi dari hadapan
Tuhan, lalu ditimpanya Ayub dengan barah yang busuk dari telapak kakinya sampai
ke batu kepalanya. Lalu Ayub mengambil sekeping beling untuk menggaruk-garuk
badannya, sambil duduk di tengah-tengah abu.
Sekarang kita tahu serangan Iblis
kepada manusia mengarah kepada segala hal di luar diri kita dan segala hal yang
di dalam diri kita.
Kita tidak perlu mempertanyakan kenapa
Tuhan Allah mengijinkan Iblis mencobai kita manusia?
Sebab jika kita bertekun membaca dan
merenungkan Firman Tuhan di Alkitab maka kita akan mengetahui apa alasan Tuhan
mengijinkan kita dicobai Iblis dan alasan Tuhan menguji kesetiaan kita.
Sebaiknya kita bedakan dahulu makna
dari kata pencobaan dan kata ujian iman supaya tidak rancu dan mudah
dicerna.
Kata dicobai atau pencobaan sangat
vulgar sekali dan untuk membedakan pencobaan dari Tuhan dan pencobaan dari
Iblis maka sebaiknya kita gunakan istilah Ujian Iman untuk pencobaan yang
dari Tuhan Allah.
Lalu, apa bedanya pencobaan dari Iblis
dengan Ujian iman dari Tuhan Allah?
Mari telusuri Firman Tuhan, berikut ini
:
Ulangan 8:2
Ingatlah kepada seluruh perjalanan yang
kaulakukan atas kehendak Tuhan Allahmu, di padang gurun selama empat puluh
tahun ini dengan maksud merendahkan hatimu dan mencobai engkau untuk
mengetahui apa yang ada dalam hatimu, yakni, apakah engkau berpegang pada
perintahNya atau tidak.
Tuhan Allah 'menguji iman' umat Israel
untuk mengetahui respon umat Israel saat hidup di padang gurun dan sampai
sejauh mana ketaatan berpegang pada perintah Tuhan Allah.
Bagaimana tujuan Iblis mencobai
Ayub?
Ayub 2:4-5
Lalu jawab Iblis kepada Tuhan:
"Kulit ganti kulit! Orang akan
memberikan segala yang dipunyainya ganti nyawanya. Tetapi ulurkanlah tanganMu
dan jamahlah tulang dan dagingnya, ia pasti mengutuki Engkau di
hadapanMu."
Dari ayat ini terlihat jelas, Iblis mau
agar Ayub mengutuki Tuhan Allah atas sakit kusta yang dideritanya.
Tentu Iblis akan membisikan kepada Ayub
bahwa Tuhanlah yang membuat dirinya sakit kusta dan mengatakan bahwa Tuhan
tidak sayang pada dirinya padahal Ayub setia kepada Tuhan.
Apa betul Iblis bisikan seperti
itu?
berdasarkan kebiasaan Iblis, dimulai
saat membujuk Hawa dengan kata yang manis dan memutar-balikan kebenaran
seakan-akan Tuhanlah yang menjadi penyebabnya maka tidak mustahil apa yang
dibisikan kepada Ayub, seperti itu.
Yohanes 8:44b
Iblis adalah pembunuh manusia sejak
semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada
kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri,
sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta.
Iblis terus melontarkan kebohongan demi
kebohongan dan membujuk kita manusia agar menjauhi Tuhan Allah dimana Iblis
pandai mengetahui dimana letak kelemahan kita manusia.
Pada umumnya kelemahan manusia terletak
pada keinginannya yaitu :
1) menikmati kesenangan duniawi
2) memiliki harta kekayaan dunia
3) dipuji, dihormati, dihargai
Ayub tadinya tegar namun isterinya dan
sahabat karibnya terus mendesak agar ia mengingkari iman setianya kepada Tuhan
Allah sehingga akhirnya Ayub tidak tahan juga dan ia berkeluh kesah.
Coba kita dengar keluh kesah Ayub
:
Ayub 3:1-3
Sesudah itu Ayub membuka mulutnya dan
mengutuki hari kelahirannya. Maka berbicaralah Ayub: "Biarlah hilang
lenyap hari kelahiranku dan malam yang mengatakan: Seorang anak laki-laki telah
ada dalam kandungan.
Ayub 3:11,13
Mengapa aku tidak mati waktu aku lahir,
atau binasa waktu aku keluar dari kandungan? Jikalau tidak, aku sekarang
berbaring dan tenang; aku tertidur dan mendapat istirahat.
Ayub mengutuki hari kelahirannya dan
mempertanyakan mengapa ia tidak mati saja saat ia lahir ke dunia ini.
Bukankah keluh kesah Ayub ini juga
dinyatakan oleh orang-orang yang hidup di jaman sekarang ini pada saat derita
hidup berkepanjangan dan sepertinya tidak ada habisnya; dari satu derita ke
derita berikutnya sehingga banyak derita yang harus ditanggungnya bahkan ada
yang putus-asa dan bunuh diri.
Dikiranya dengan bunuh diri maka derita
sudah selesai, padahal justru sebaliknya makin terperosok ke jurang alam
maut.
Pemazmur juga berkeluh kesah saat
mengalami derita sakit payah dan dinyatakan dalam tulisannya dibawah ini
Mazmur 88:3-4
Biarlah doaku datang ke hadapanMu,
sendengkanlah telingaMu kepada teriakku; sebab jiwaku kenyang dengan
malapetaka, dan hidupku sudah dekat dunia orang mati.
Bagaimana dengan Anda?
Pada saat bergumul dalam penderitaan
sakit penyakit, kesulitan keuangan, masalah luka batin di dalam keluarga,
dimana ke-3 hal ini mendominasi derita hidup sebagian besar manusia;
Masihkah iman percaya kepada Yesus
tegar dan mulut ini tidak berkeluh kesah dan hati ini pasrah mau menerima
derita yang sakitnya sampai ke tulang sumsum perih menyayat hati dan sepertinya
hanya kegelapan yang menyelubungi kehidupan sehari-hari?
Paling sulit menasehati dan mengInjili
orang yang mengalami penderitaan seperti ini, kecuali langsung memberi
pertolongan konkrit nyata berupa uang, makanan, obat-obatan, terlebih
dahulu.
Setelah itu, barulah kita memberikan
perhatian, mendengarkan keluh kesah dan pengharapannya akan hidup....
Pada umumnya,
Manusia tidak tahan menutup mulutnya
pada saat bertubi-tubi datang badai persoalan hidup menerjang hidupnya.
Reaksi atau respon pertama adalah
bertanya-tanya kepada Tuhan :
mengapa derita ini harus aku
alami?
kemudian komplain kepada Tuhan seraya
membeberkan segala kebaikan yang sudah diperbuat selama ini.
Ayubpun demikian dan bisa kita baca di
pasal-pasal berikutnya, seperti pasal 16 pasal 17, 21, 31? dan
sebagainya.
Apa yang dialami Ayub, bisa terjadi
pada kita bila memang ujian iman harus kita lewati karena Tuhan menghendakinya
dan bersiap sedialah menanggungnya seraya tetap setia kepada Tuhan Allah.
Tidak ada seorangpun dapat tahan bila
mengandalkan kekuatan diri sendiri namun bila berpasrah dan bersandar kepada
Tuhan maka biasanya kita dapat menanggung ujian iman dari Tuhan maupun
pencobaan dari Iblis.
Oleh sebab itu,
marilah kita berpegang teguh kepada
segala ketetapan dan kehendak Tuhan dan menjaga hati kita agar tetap setia
dalam segala keadaan hidup kita.
Dengarkanlah nasehat berikut ini agar
kita mau menerima segala perubahan situasi di dalam hidup kita.
Sirakh 2:1-6
Anakku, jikalau engkau bersiap untuk
mengabdi kepada Tuhan, maka bersedialah untuk pencobaan. Hendaklah hatimu tabah
dan jadi teguh, dan jangan gelisah pada waktu yang malang. Berpautlah kepada
Tuhan, jangan murtad dari padaNya, supaya engkau dijunjung tinggi pada akhir
hidupmu. Segala-galanya yang menimpa dirimu terimalah saja, dan hendaklah sabar
dalam segala perubahan kehinaanmu. Sebab emas diuji di dalam api, tetapi orang
yang kepadanya Tuhan berkenan dalam kancah penghinaan. percayalah pada Tuhan
maka Iapun menghiraukan dikau, ratakanlah jalanmu dan berharaplah
kepadaNya.
REFLEKSI DIRI
Ya Tuhan Allah-ku,
Hanya kepadaMu kuserahkan seluruh
hidupku, jiwa dan ragaku sebab aku tahu Engkaulah benteng kekuatan hidupku dan
menuntun aku ke jalan yang benar dan membawa aku melewati samudera raya dan
mengangkat aku ke tempat Maha Tinggi sebab Engkau besertaku.
Salam Kasih,
Surya Darma
============= ☆☆☆ ============
Kalender Liturgi Katolik
PW St Vinsensius a Paulo
Warna Liturgi : Hijau
Ayub 3:1-3,11-17,20-23
Mazmur 88:2-8
Lukas 9:51-56
BcO : Yudit 6:1-21, 7:1,4-5
============= ☆☆☆ ============
1 komentar:
JOIN NOW !!!
Dan Dapatkan Bonus yang menggiurkan dari dewalotto.club
Dengan Modal 20.000 anda dapat bermain banyak Games 1 ID
BURUAN DAFTAR!
dewa-lotto.name
Posting Komentar
Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com