Sabtu. 3 September 2016
Tetapi beberapa orang Farisi berkata:
"Mengapa kamu berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari
Sabat?"
(Lukas 6:2)
Hari ini kita melanjutkan pembahasan
mengenai kritikan yang dilakukan oleh orang farisi kepada murid-murid
Yesus.
KRITIK KEPADA MURID-MURID YESUS MEMETIK
GANDUM PADA HARI SABAT
Lukas 6:1
Pada suatu hari Sabat, ketika Yesus
berjalan di ladang gandum, murid-muridNya memetik bulir gandum dan memakannya,
sementara mereka menggisarnya dengan tangannya.
Hari sabat itu diperlakukan seperti
hari keramat oleh orang-orang farisi sebab mereka sangat strike memperhatikan
pelanggaran yang dilakukan pada hari sabat; dimana tidak diperbolehkan untuk
melakukan apapun juga di hari sabat.
Keluaran 20:10
tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat
Tuhan, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu
laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu
perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu.
Sanksinya bagi yang melanggar hari
sabat adalah hukuman mati.
Keluaran 31:14
Haruslah kamu pelihara hari Sabat,
sebab itulah hari kudus bagimu; siapa yang melanggar kekudusan hari Sabat itu,
pastilah ia dihukum mati, sebab setiap orang yang melakukan pekerjaan pada hari
itu, orang itu harus dilenyapkan dari antara bangsanya.
Sebetulnya menurut hukum taurat, orang
diperbolehkan memetik bulir gandum dengan tangannya dan dilakukan pada hari
biasa tetapi di hari sabat tidak boleh
Ulangan 23:25
Apabila engkau melalui ladang gandum
sesamamu yang belum dituai, engkau boleh memetik bulir-bulirnya dengan
tanganmu, tetapi sabit tidak boleh kauayunkan kepada gandum sesamamu.
Yesus tahu perbuatan mereka di hari
sabat padahal mereka melarang orang lain bekerja sedangkan mereka melakukan
kegiatan di hari sabat.
Lukas 13:15
Tetapi Tuhan menjawab dia, kataNya:
"Hai orang-orang munafik, bukankah setiap orang di antaramu melepaskan
lembunya atau keledainya pada hari Sabat dari kandangnya dan membawanya ke
tempat minuman?
Tujuan ditetapkan peraturan sabat :
Pertama
agar pada hari ketujuh, kita
beristirahat setelah enam hari lamanya bekerja.
Kedua
agar fokus kepada Allah setelah enam
hari lamanya kita sibuk mengurusi hal keduniawian.
Keluaran 20:11
Sebab enam hari lamanya Tuhan
menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari
ketujuh; itulah sebabnya Tuhan memberkati hari Sabat dan menguduskannya.
Menurut penelitian pakar Alkitab,
ternyata orang farisi dan ahli taurat menambahi peraturan hari sabat dengan
larangan-larangan lainnya, seperti :
- larangan berjalan kaki lebih 1
mil
- larangan membawa barang lebih
berat
dari dua buah ara kering
- larangan memetik gandum =
menuai
- larangan menggisar gandum= mengirik -
larangan memisahkan gandum dari
kulitnya, dianggap menampi
gandum.
dan sebagainya sebanyak 39
larangan.
Orang farisi mengkritik murid Yesus
dengan tujuan untuk menjatuhkan reputasi Yesus yang saat itu pengikutnya banyak
sedangkan pamor mereka jauh melorot karena kemunafikan sikapnya.
Sesuai peraturan memang terlihat
murid-murid Yesus melanggar hari sabat namun ada maksud tertentu yang Yesus mau
katakan tentang hari sabat, yaitu :
Lukas 6:5
Kata Yesus lagi kepada mereka:
"Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat."
Yesus adalah Tuhan atas hari Sabat maka
DIA ber-hak menentukan apa yang boleh dan yang tidak boleh, dilakukan pada hari
Sabat sedangkan peraturan hari Sabat ditujukan kepada manusia dan bukan kepada
Yesus.
Markus 2:27-28
Kata Yesus kepada mereka: "Hari
Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat, jadi Anak
Manusia adalah juga Tuhan atas hari Sabat."
Darisini kita dapat mengetahui hal lain
tentang ciri-ciri dan sikap orang yang doyan mengkritik dengan tujuan untuk
menjatuhkan orang lain dan bermaksud meninggikan diri mereka.
Pertama
menggunakan peraturan sebagai alasan
untuk mengkritik orang lain
Peraturan dibuat oleh manusia dan yang
sering terjadi si pembuat peraturan ada kepentingan untuk dirinya
sendiri.
Pengkritik ini biasanya memegang kuasa
dan wewenang penuh atas jabatan fungsional, apakah di dunia sekuler atau di
lingkungan gereja atau komunitas rohani lainnya, seperti halnya ahli taurat dan
orang farisi pemegang kuasa bidang keagamaan Yahudi.
Kedua
menghakimi orang lain
Pengkritik mengambil sikap seperti
seorang hakim yang menyatakan salah dan memvonis orang lain.
Pengkritik model begini menganggap
dirinya adalah kebenaran itu sendiri sedangkan di matanya orang lain itu selalu
salah dan tidak benar.
Sikap tinggi hati mewarnai perilakunya
sehari-hari dan seringkali dimanapun ia berada menjadi trouble maker yang tidak
disukai oleh orang disekitarnya.
Ia menghakimi orang lain biasanya untuk
menutupi kekurangan dirinya sehingga ia berusaha menonjolkan kelebihannya
dengan cara mengkritik dan menghakimi orang lain.
Ketiga
bersikap munafik
Seringkali pengkritik mengkritik
sesuatu padahal dia sendiri melakukan apa yang dikritiknya.
Memang mudah mengkritik orang lain dan
mudah melihat kekurangan dan kesalahan orang lain sedangkan diri sendiri tidak
dapat melihat kekurangan atau kesalahannya.
Matius 7:5
Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu
balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan
selumbar itu dari mata saudaramu.
JADI
Lebih baik kita fokus pada perubahan
diri sendiri terlebih dahulu, yaitu :
1) perubahan pola pikir
2) perubahan sifat dan perilaku
3) perubahan tujuan hidup kekal
4) perubahan hati yang berbelas
kasih
Dengan demikian tatkala kita melihat
orang lain berbuat kesalahan atau melakukan perbuatan dosa maka sikap kita
tidak mengkritik/menghakimi tetapi dengan sabar dan belas kasihan, kita
mendoakan dan menasehatinya.
Kolose 3:13,16-17
Sabarlah kamu seorang terhadap yang
lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam
terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat
jugalah demikian. Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di
antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang
akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian
rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu. Dan segala sesuatu
yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu
dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa
kita.
REFLEKSI DIRI
Apakah aku mau menerima kekurangan dan
kelemahan orang lain dengan tidak mempergunjingkan kesalahannya dan tidak
mengkritik/menghakimi dirinya?
Salam Kasih,
Surya Darma
============= ☆☆☆ ============
Kalender Liturgi Katolik
PW St Gregorius Agung
Warna Liturgi : Putih
1 Korintus 4:6b-15
Mazmur 145:17-21
Lukas 6:1-5
BcO : 2 Timotius 4:1-22
============= ☆☆☆ ============
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com