Jumat. 2 September 2016
Orang-orang Farisi berkata pula kepada
Yesus: "Murid-murid Yohanes sering berpuasa dan sembahyang, demikian juga
murid-murid orang Farisi, tetapi murid-muridMu makan dan minum."
(Lukas 5:33)
Kritik/mengkritik adalah memberikan
tanggapan atas sesuatu.
Kritik dilontarkan karena seseorang
tidak setuju atau tidak suka terhadap sesuatu.
Kritik cenderung berkonotasi negatif
sebab pada umumnya berisi kecaman yang didorong perasaan tidak suka dari pihak
yang mengkritik.
Sedangkan kritik yang bertujuan untuk
memperbaiki sesuatu, biasanya dalam bentuk saran. Boleh dikatakan kritik yang
positif adalah saran atau usulan.
Orang farisi dan ahli taurat sangat
vokal mengkritik setiap hal yang dilakukan oleh Yesus dan murid-muridNya.
Hari ini dan besok, bacaan Injil Lukas
membeberkan perilaku orang farisi dan ahli taurat sangat tendesius mengkritik
:
1) hal berpuasa
2) hal memetik gandum di hari
sabat
KRITIK TENTANG PUASA
Orang farisi mengkritik murid-murid
Yesus tidak berpuasa dan sekaligus mengadu-domba dengan cara membandingkan
murid-murid Yohanes berpuasa.
Kita ketahui bahwa orang farisi dan
juga ahli taurat melakukan kewajiban agama seperti misalnya : mereka
berpuasa atau bersedekah, dengan tujuan untuk pamer diri agar dipuji orang
lain.
Yesus menegur sikap munafik mereka;
dengan memberitahu bahwa mereka berpuasa seminggu dua kali.
Sikap jeleknya, mereka memaksa orang
lain harus berpuasa seperti mereka.
Lukas 18:12
aku berpuasa dua kali seminggu, aku
memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku.
Yesus menasehati jika seseorang
berpuasa sebaiknya
:
minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu,
supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya
oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang
tersembunyi akan membalasnya kepadamu. (Mat 6:17-18).
Darisini kita dapat gambaran tentang
ciri-ciri dan tujuan seseorang mengkritik:
Pertama
Menunjukkan dirinya lebih hebat
Orang farisi dan ahli taurat mengklaim
dirinya hebat karena menguasai hukum taurat dan menganggap tidak ada orang lain
sehebat diri mereka.
Pengkritik seperti ini pada umumnya
orang pandai, genius, intelektual tinggi, pokok e secara pengetahuan, mereka
memang hebat dan bukti kehebatan mereka patut diacungi dua jari jempol.
Di dunia sekuler, buanyak sekali orang
hebat yang sukses luar biasa.
Di dunia rohani; khususnya di pelayanan
rohani, orang ini banyak talenta dan dianugerahi karunia-karunia Roh Kudus,
seperti : karunia mengadakan mukjijat atau karunia menyembuhkan penyakit atau
karunia mengusir setan, dsbnya.
(baca 1 Korintus pasal 12).
Namun sayangnya,
mereka terjebak pada kesombongan diri
yang tidak mereka sadari karena merasa diri mereka tidak sombong tetapi sikap
dan perilaku mereka terlihat jelas.
Orang hebat mengejar kesuksesan dan
memacu dirinya lebib hebat lagi sehingga cenderung menginginkan diri mereka
menjadi nomor satu.
Apabila ada orang lain yang lebih hebat
maka ia tidak suka dan mulailah mencari jalan untuk mengalahkannya dan biasa
yang terjadi, ia mulai mengkritik hal apa saja yang dikerjakan
saingannya.
Baik di dunia sekuler maupun rohani,
tipe pengkritik ini bertebaran dan mudah terlihat secara kasat mata.
Itu sebabnya firman Tuhan menasehati
agar tidak bermegah diri sebab segala kepintaran dan segala yang kita miliki
adalah berasal dari Tuhan.
1 Korintus 3:18b-20
Jika ada di antara kamu yang menyangka
dirinya berhikmat menurut dunia ini, biarlah ia menjadi bodoh, supaya ia
berhikmat. Karena hikmat dunia ini adalah kebodohan bagi Allah. Sebab ada
tertulis: "Ia yang menangkap orang berhikmat dalam kecerdikannya."
Dan di tempat lain: "Tuhan mengetahui rancangan-rancangan orang berhikmat;
sesungguhnya semuanya sia-sia belaka."
Kedua
Perasaan tidak suka atau iri hati
Tipe pengkritik ini adalah termasuk
seorang pecundang sebab ia tidak bisa berbuat seperti orang lain selain lakukan
kritikan kepada orang tersebut.
Miryam dan Harun mengkritik Musa karena
didorong perasaan iri hati melihat Musa dipilih Allah sebagai pemimpin bangsa
Israel dan mereka cari alasan untuk menjatuhkan Musa.
Bilangan 12:1-2
Miryam serta Harun mengatai Musa
berkenaan dengan perempuan Kush yang diambilnya, sebab memang ia telah
mengambil seorang perempuan Kush. Kata mereka: "Sungguhkah Tuhan
berfirman dengan perantaraan Musa saja? Bukankah dengan perantaraan kita juga
Ia berfirman?" Dan kedengaranlah hal itu kepada Tuhan.
Coba perhatikan perkataan mereka yang mengatakan
bahwa bukan hanya Musa saja yang dipakai Tuhan tetapi memakai diri mereka
juga.
Kita dengar jawaban Allah :
Bilangan 12:6-9
Berfirmanlah Allah: "Dengarlah
firmanKu ini. Jika di antara kamu ada seorang nabi, maka Aku, Tuhan menyatakan
diriKu kepadanya dalam penglihatan, Aku berbicara dengan dia dalam mimpi. Bukan
demikian hambaKu Musa, seorang yang setia dalam segenap rumahKu.
Berhadap-hadapan Aku berbicara dengan dia, terus terang, bukan dengan
teka-teki, dan ia memandang rupa Tuhan. Mengapakah kamu tidak takut mengatai
hambaKu Musa?"
Sebab itu bangkitlah murka Tuhan
terhadap mereka, lalu pergilah Ia.
Miryam menginginkan dirinya diakui
sebagai pemimpin atau sebagai nabi sebab ia merasa dirinya lebih mampu daripada
Musa.
Padahal Musa itu adalah adik kadungnya
tetapi karena iri hati maka gelaplah mata hatinya demi tercapai maksud
hatinya.
Mudah mengenali tipe pengkritik ini
sebab biasanya kata-katanya tajam atau menyindir seraya memuji orang lain namun
kata-katanya sengau tidak enak di dengar dan menyebalkan.
Ketiga
Haus akan pujian atau dihormati
Tipe pengkritik yang bertujuan seperti
ini patut dikasihani sebab orang ini tidak sadar bahwa dirinya bermasalah dalam
hal identitas diri.
Mungkin disebabkan masa kecilnya atau
masa lalunya tidak mendapat perhatian dari orangtuanya atau dari
keluarganya.
Lihat saja pasangan muda di kota besar
seperti di Jakarta ini, suami isteri kerja dan anak-anaknya diasuh oleh
pembantu atau baby-sister atau opa-omanya atau diasuh oleh saudara ayah-ibunya
atau dititipkan ke yayasan dari pagi sampai sore dan menjelang magrib, orangtua
jemput anaknya.
Tidak heran, perilaku anak-anaknya
tidak normal sebab mereka mencari perhatian kedua-orangtuanya dan bila
berlanjut sampai remaja diasuh oleh orang lain maka dapat dipastikan anak itu
nantinya ketika usianya dewasa dan berkeluarga maka perilakunya yang suka
mencari perhatian orang lain seringkali nampak dan menjengkel orang2
disekitarnya.
Pernahkah anda menjumpai model orang
yang suka cari perhatian dan apa saja yang dilakukannya; dia akan cerita dan
pamer diri sebab dia mengharapkan pujian, menginginkan dirinya dihormati, dan
orang lain mengakui dirinya hebat.
Orang ini sulit berubah sepanjang dia
masih haus pujian dan nasehat orang lain dianggap angin lalu saja, bahkan ia
tidak mengakui dirinya bermasalah dalam hal identitas diri.
Kita yang sudah diperbaharui pikiran
dan hati kita oleh kuasa firman Tuhan maka kita bisa menerima perilaku orang
ini dan kita akan doakan supaya ia dijamah oleh Kasih Tuhan sehingga mengalami
damai sejahtera di dalam dirinya.
REFLEKSI DIRI
Apakah aku perlu mengkritik orang lain
sedangkan aku sendiri belum tentu berbuat lebih baik daripada yang sudah
diperbuat orang lain yang aku kritik?
Salam Kasih,
Surya Darma
============= ☆☆☆ ============
Kalender Liturgi Katolik
Pekan Biasa ke 22
Warna Liturgi : Hijau
1 Korintus 4:1-5
Mazmur 37:3-6,28,39-40
Lukas 5:33-39
BcO : 2 Timotius 2:22-3:17
============= ☆☆☆ ============
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com