Senin, 12 September 2016
Di situ ada seorang perwira yang
mempunyai seorang hamba, yang sangat dihargainya. Hamba itu sedang sakit keras
dan hampir mati.
(Lukas 7:2)
Luar biasa ...
Inilah kata pertama yang terlontar dari
mulut kita tatkala menyaksikan betapa mengagumkan sikap seorang perwira Romawi
yang rendah hati dan berbelas kasih kepada hambanya yang sedang sakit keras dan
dikatakan hampir mati.
Inilah contoh nyata perbuatan kasih kepada
sesama, terutama kepada orang bawahan/hamba yang pada umumnya seringkali tidak
mendapat perhatian dari tuan atau atasan atau majikannya.
Memanusiakan orang adalah tindakan
kemanusiaan yang adil dan beradab seperti diamanatkan sila ke-2
Pancasila.
Perwira Romawi boleh dikatakan sudah
berbuat mengamalkan Pancasila, bila saja saat itu gema Pancasila sudah
ada.
Suatu bukti nyata bahwa kepedulian
kepada sesama adalah ditentukan oleh sifat/karakkter dan sikap seseorang.
Sikap rendah hati dan belas kasihan
adalah satu paket tak terpisahkan antara iman dan perbuatan.
Orang yang rendah hati menunjukkan
kualitas imannya sedangkan orang yang ringan tangan segera menolong orang lain
karena hatinya dipenuhi oleh belas kasihan melihat penderitaan orang lain
menunjukkan kualitas perbuatannya yang tulus dan murah hati.
Perwira Romawi ini berusaha menolong
hambanya tatkala mendengar berita tentang Yesus; mungkin dari orang2 di
sekitarnya yang menceritakan betapa hebatnya mukjijat Yesus maka hatinya tergerak
untuk bertemu dengan Yesus.
Lukas 7:3
Ketika perwira itu mendengar tentang
Yesus, ia menyuruh beberapa orang tua-tua Yahudi kepadaNya untuk
meminta, supaya Ia datang dan menyembuhkan hambanya.
Perwira ini hanya mendengar tentang
Yesus namun belum pernah bertemu dan ia merasa dirinya tidak layak.
Kita saksikan bagaimana iman perwira
ini timbul dari pendengaran tentang siapa Yesus dan tentu saja biasanya orang
terpukau dari Mukjijat Yesus.
Roma 10:17
Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan
pendengaran oleh firman Kristus.
Ada juga yang menafsirkan, apa yang
dilakukan perwira ini hal yang biasa saja sebab ia seorang perwira Romawi yang
berkedudukan tinggi maka sepatutnya ia menyuruh beberapa orang tua Yahudi yang
mengurusi bidang ke-agamaan dan Yesus adalah orang Yahudi.
Benarkah demikian?
Tentu saja penafsiran yang keliru sebab
jika dibaca secara keseluruhan perikop ini maka sangat jelas bahwa :
Perwira ini menanggapi berita sukacita
yang Yesus lakukan tetapi ia merasa dirinya tidak layak menjumpai Yesus.
Lukas 7:7a
sebab itu aku juga menganggap diriku
tidak layak untuk datang kepadaMu ...
Pribadinya berbeda dengan kebiasaan
oknum perwira yang arogansi sebab ia seorang perwira yang menyadari bahwa
orangtua Yahudi yang religius lebih layak dibandingkan dirinya untuk berjumpa
dan meminta pertolongan dari Yesus.
Perasaan tidak layak perwira Romawi ini
tercermin dari perkataannya (ayat 7).
Hendaknya sikap perwira Romawi ini
menjadi permenungan dan teladan bagi kita tentang bagaimana sepatutnya dan
selayaknya sikap kita ketika berjumpa dengan Tuhan Yesus dalam rupa Hosti pada
saat Liturgi Ekaristi.
Ketika menyambut komuni menerima Hosti
yang merupakan tanda kehadiran Yesus, apakah kita sudah menyucikan diri kita
melalui sakramen pertobatan atau setidaknya kita mengakui segala dosa yang
mengotori hati, pikiran, dan perbuatan kita melalui doa pribadi ?
1 Korintus 11:26-28
Sebab setiap kali kamu makan roti ini
dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang.
Jadi barangsiapa dengan cara yang tidak
layak makan roti atau minum cawan Tuhan, ia berdosa terhadap tubuh dan darah
Tuhan. Karena itu hendaklah tiap-tiap orang menguji dirinya sendiri dan baru
sesudah itu ia makan roti dan minum dari cawan itu.
Sekali lagi,
Perkataan perwira Romawi ini merasa
dirinya tidak layak di hadapan Yesus adalah contoh nyata yang seharusnya kita
maknai sungguh-sungguh dan tidak sekedar kata-kata diucapkan di bibir.
Lukas 7:7
sebab itu aku juga menganggap diriku
tidak layak untuk datang kepadaMu. Tetapi katakan saja sepatah kata, maka
hambaku itu akan sembuh.
Kita lihat ternyata Yesus dan perwira
Romawi, akhirnya tidak bertemu secara langsung tetapi melalui sahabatnya.
Lukas 7:6,9
Lalu Yesus pergi bersama-sama dengan
mereka. Ketika Ia tidak jauh lagi dari rumah perwira itu, perwira itu menyuruh
sahabat-sahabatnya untuk mengatakan kepadaNya: "Tuan, janganlah
bersusah-susah, sebab aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku; Setelah
Yesus mendengar perkataan itu, Ia heran akan dia, dan sambil berpaling kepada
orang banyak yang mengikuti Dia, Ia berkata: "Aku berkata kepadamu, iman
sebesar ini tidak pernah Aku jumpai, sekalipun di antara orang
Israel!"
Namun terjadilah mukjijat kesembuhan
pada hamba perwira Romawi tersebut.
Lukas 7:10
Dan setelah orang-orang yang disuruh
itu kembali ke rumah, didapatinyalah hamba itu telah sehat kembali.
Artinya :
Iman percaya kepada Yesus adalah unsur
terpenting bagi kita untuk melihat mukjijat dan menerima Berkat Anugerah Tuhan
yanh tidak hanya kesembuhan dari penyakit fisik tetapi dalam segala hal
kehidupan kita.
Adalah keliru bila umat kristiani yang
mengaku percaya kepada Yesus tetapi tidak mengandalkan Yesus di dalam hidupnya,
ibaratnya seperti mendirikan rumah diatas pasir.
Darisini dapat disimpulkan bahwa untuk
menerima Berkat Anugerah dari Tuhan maka sedikitnya ada 3 hal yang harus
dimiliki oleh setiap orang, yaitu :
Pertama
Datanglah mendekat kepada Yesus dan berserahlah
kepadaNya.
Matius 11:28
Marilah kepadaKu, semua yang letih lesu
dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.
Sepanjang kita masih mengandalkan
kemampuan dan kekuatan diri sendiri maka kita tidak dapat melihat Tuhan dan
menerima Anugerah BerkatNya.
Amsal 3:5
Percayalah kepada Tuhan dengan segenap
hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri.
Mazmur 37:5
Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan
percayalah kepadaNya, dan Ia akan bertindak.
Kedua
Berjalanlah dalam iman
Iman perwira Romawi mempercayai Yesus
padahal ia belum pernah bertemu dengan Yesus; sama seperti kita juga belum
bertemu langsung dengan Yesus.
Itulah makna dari iman,
Ibrani 11:1
Iman adalah dasar dari segala sesuatu
yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.
Meski belum melihat ada buktinya tetapi
percaya bahwa Yesus pasti menolong sebab pengorbananNya di kayu Salib untuk
menebus kita adalah bukti nyata bahwa Yesus sangat mengasihi kita.
Jangan pernah gadaikan iman percaya
kepada Yesus untuk memperoleh dunia beserta kenikmatannya; seperti pernah
dilakukan Esau demi semangkok sup menggadaikan hak kesulungannya.
(baca Kejadian 25:29-34).
Kejadian 25:34
Lalu Yakub memberikan roti dan masakan
kacang merah itu kepada Esau; ia makan dan minum, lalu berdiri dan pergi.
Demikianlah Esau memandang ringan hak kesulungan itu.
Ketiga
Hiduplah di dalam Firman Tuhan
Yohanes 15:7
Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan
firmanKu tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu
akan menerimanya.
Meskipun perwira Romawi belum pernah
menerima pengajaran Yesus tetapi sikap hidupnya menunjukkan kerendahan hati dan
memiliki sifat berbelas kasihan pada sesamanya, yaitu kepada hambanya.
Kemungkinan besar didikan orangtua
mempengaruhi kepribadiannya atau bisa saja ia memperolehnya dari didikan guru
rohaninya dari kepercayaan lainnya.
Tidak selalu harus melalui iman percaya
kepada Yesus bila seseorang bersikap rendah hati dan berbelas kasih kepada
orang lain.
Menurut Injil, hal ini bisa terjadi
sebab pada akhirnya mereka diluar umat kristiani akan membawa umatnya datang
kepada Yesus.
Yohanes 10:16
Ada lagi padaKu domba-domba lain, yang
bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan
mendengarkan suaraKu dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala.
Kita sebagai umat kristiani seharusnya
mendengarkan Yesus supaya mengenal siapa Yesus yang menjadi Gembala kita yaitu
melalui Sabda Tuhan yang tertulis di Alkitab maupun melalui relasi intim
bersamaNya.
Yohanes 10:14
Akulah gembala yang baik dan Aku
mengenal domba-dombaKu dan domba-dombaKu mengenal Aku.
J A D I
Ketiga hal inilah yang seharusnya kita
lakukan di dalam keseharian kita jalani kehidupan ini dan menjadi life style
atau gaya hidup kita sehari-hari.
Bukan pada saat kita butuh pertolongan
Tuhan maka barulah kita ingat Tuhan.
Masih bolehlah bila setelah itu kita
terus hidup di dalam Kebenaran Firman Tuhan
Semoga kita segera memutuskan untuk
mendekat kepada Yesus, dan tinggalkan sikap hidup lama yang jauh dari Yesus
maka percayalah Terang Kasih Tuhan senantiasa menuntun jalan hidup kita dan
beroleh hidup penuh sukacita dan damai sejahtera Tuhan senantiasa melingkupi
hidup kita. Amin.
Mazmur 37:6
Ia akan memunculkan kebenaranmu seperti
terang, dan hakmu seperti siang.
REFLEKSI DIRI
Apakah aku hidup mengandalkan iman
percayaku kepada Yesus dan bersikap rendah hati dan murah hati kepada orang
lain?
Salam Kasih,
Surya Darma
============= ☆☆☆ ============
Kalender Liturgi Katolik
Nama SP Maria yang Tersuci
Warna Liturgi : Hijau
1 Korintus 11:17-26
Mazmur 40:7-10,17
Lukas 7:1-10
BcO : Ester 3:1-11
============= ☆☆☆ ============
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com